BERITABETA.COM, Yahukimo – Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) kembali berulah dengan menyerang parjurit TNI di Kabupaten Yahukimo, Papua, Sabtu (20/11/2021).

Dalam insiden itu, satu prajurit dikabarkan meninggal dunia. Penyerangan ini terjadi saat anggota TNI sedang belanja di kios yang berjarak kurang lebih 500 meter dari Koramil Persiapan Distrik Surusuru, Kodim 1715/Yahukimo jajaran Korem 172/PWJ.

Informasi diperoleh dari inews.id menyebutkan, identitas prajurit yang gugur bernama Sertu Ari Baskoro anggota Koramil Persiapan Distrik Surusuru.

Sementara satu korban terluka Kapten Inf Arviandi S. Dia luka di perut karena terserempet peluru dan mengalami luka bacok di lengan kanan.

Berdasarkan informasi, kronologi penyerangan berawal saat tiga anggota Koramil Persiapan Distrik Surusuru melaksanakan belanja di kios yang menjadi lokasi kejadian.

Kepala Penerangan Kodam XVII/Cenderawasih Letnan Kolonel Arm Reza Nur Patria mengatakan, selain satu korban tewas, satu personil juga mengalami terluka.

"Mengakibatkan dua orang korban satu meninggal dunia dan satu luka-luka," kata Reza seperti dikutip dari CNNIndonesia.

Reza menyebutkan bahwa penembakan terjadi sekitar pukul 06.00 WIT. Saat kejadian, beberapa anggota dari satuan tersebut tengah berangkat dari Koramil untuk berbelanja kebutuhan sehari-hari menggunakan speedboat.

Dalam perjalanan, kata dia, tiba-tiba terjadi penembakan yang diduga dilakukan oleh kelompok bersenjata.

"Sekira pada pukul 18.00 WIT kedua korban tersebut telah dapat dievakuasi dengan menggunakan Helikopter ke RSUD Dekai," jelas dia.

Reza mengatakan bahwa pada 21 November 2021 korban akan dievakuasi ke Jayapura untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.

Dia menjelaskan bahwa Satuan BKO yang menjadi korban dalam insiden penembakan itu bertugas untuk mengkoordinasikan sarana dan prasarana Kodim dan Koramil di wilayah tersebut dengan Pemerintah Daerah (Pemda) setempat.

Satuan itu diklaim TNI juga membantu pemerintah daerah dalam meningkatkan taraf perekonomian masyarakat Papua.

"Penembakan yang dilakukan tersebut menunjukkan bahwa kelompok ini tidak menginginkan adanya peningkatan perekonomian bagi masyarakat Papua dengan aksi-aksi penyerangan dan teror yang kerap kali dilakukan bukan hanya kepada aparat TNI Polri namun juga masyarakat lainnya," kata Reza (*)

Editor : Redaksi