BERITABEATA.COM, Ambon – Merebaknya informasi bohong (hoaks) terkait bencana gempa bumi, kini mendapat perhatian dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Maluku.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Maluku memastikan telah membentuk tim yang bertugas mengklarifikasi berbagai isu serta kabar bohong (hoaks) yang terjadi pascagempa, 26 September 2019 lalu.

Kepala BPBD Provinsi Maluku  Farida Salampessy  di Ambon, Minggu (3/11/2019) mengatakan, keberadaan tim anti hoaks ini diharapkan dapat meredam berbagai isu dan informasi yang tidak memiliki sumber yang jelas dan beredar di masyarakat, sehingga menimbulkan kepanikan.

 “Tim ini tugasnya mengklarifikasi berbagai isu maupun berita bohong yang tidak jelas sumbernya dan berkembang di tengah masyarakat, sehinga tidak menimbulkan kepanikan dan ketakutan,” kata Farida Salampessy.

Dijelaskan, tim anti hoaks beranggotakan petugas BPBD, para peneliti di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Ambon dan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMGK) serta sejumlah wartawan dan anggota LSM yang aktif di media sosial.

Farida mengakui, ide pembentukan tim ini diinisiasi oleh Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo. Setelah diketahui berdasarkan fakta di lapangan pascagempa berkekuatan magnitudo 6,5  yang mengguncang pulau Ambon dan sekitarnya,  banyak beredar informasi serta berita menyesatkan dan tidak tertanggungjawab.

“Ini sangat mengkhawatirkan, selain  sumbernya yang tidak jelas, juga diunggah melalui media sosial yang menyebutan akan terjadi gempa besar disertai tsunami,” tandasnya.

Olehnya itu, tim ini sudah bekerja sejak dua pekan terakhir dengan mengklarifikasi berbagai isu menyesatkan dengan infomasi benar dari berbagai narasumber berkompeten seperti peneliti LIPI dan BMKG.

Sebagai tidak lanjut dari kerja tim ini,  Minggu (3/11/2019) BPBD Provinsi Maluku bersama tim anti hoaks” juga melakukan sosialisasi serta klarifikasi kepada warga Negeri Waai, Kecamatan Salahutu, Pulau Ambon, Kabupaten Maluku Tengah. Klarifikasi ini dilakukan terutama terkait isu tsunami yang merebak sepekan terakhir di tengah warga.

Sosialisasi berlangsung usai ibadah Minggu itu dihadiri langsung Kepala BPBD Maluku yang didampingi  Kepala LIPI Ambon, Nugroho Dwi Hananto serta Kepala Seksi Observasi Stasiun Geofisika Ambon, Lutfi Pary.

Dijelaskan, sosialisasi tentang gempa yang melanda tiga wilayah di Maluku yakni Kota Ambon, Maluku Tengah dan Seram Bagian Barat (SBB), sangat diperlukan adanya upaya mitigasi bencana maupun langkah-langkah evakuasi mandiri, tanggap darurat dan pemulian paska bencana.

 “Warga harus terus diberikan pemahaman secara menyeluruh terkait informasi bencana serta mitigasi yang perlu dilakukan, sehingga mereka lebih siap dalam menghadapi bencana yang akan terjadi,” urainya.

Dihadapan warga Negeri Waai, Kepala BPBD, Salampessy juga mengingatkan para orangtua untuk tidak cepat panik saat terjadi gempa, apalagi gempa susulan hingga saat ini masih terus terjadi dan dirasakan, kendati skala dan intensitasnya semakin kecil.

Ia juga mengimbau warga untuk terus berdoa agar bencana gempa bumi cepat berakhir dan  kegiatan pemulihan dan rekonstruksi dapat segera dilakukan, terutama terhadap rumah warga yang mengalami rusak berat, sedang dan ringan. (BB-DIAN)