BERITABETA.COM, Masohi –  Pengemudi angkutan umum jalur Ambon –Pulau Seram mengeluhkan lumpuhnya akses jalan Trans Seram yang ditutup akibat miringnya Jembatan Waikaka, Desa Tala, Kecamatan Amalatu, Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB).

Penutupan akses jalan Trans Seram mengakibatkan jalur transportasi dari Ambon ke Pulau Seram hanya bisa dilalui dengan menggunakan kapal feri dari Pelabuhan Honimua ke Kota Masohi.

Aldi (24), salah satu pengemudi angkutan umum jalur Ambon ke Kobisonta, Seram Utara kepada wartawan beritabeta.com Ovan Sanaky, Minggu (23/6/2019) mengaku kesulitan harus menggunakan akses melalui penyebrangan kapal feri dari Honimua ke Pelabuhan Ina Marina, Kota Masohi.

“Kita harus menunggu berjam-jam dan itu sangat menyulitkan, karena kapasitas kapal feri yang terbatas, jumlah kendaraan yang banyak ditambah lamanya penyebrangan, menjadi tambah menyulitkan” ungkap dia.

Aldi mengatakan, dengan ditutupnya akses jalur Trans Seram, para pengemudi merasa sangat kesulitan, karena jalur Trans Seram sangat membantu aktifitas mereka setiap hari.

“Biasanya kami bisa sehari saja sudah bisa sampai ke Ambon. Nah saat ini jika terlambat harus menunggu kapal, jadi kepastiannya tidak menentu,” bebernya.   

Hal senanda juga disampaikan Ahmad (45) salah satu sopir angkutan umum rute Kota Ambon – Bula (Kabupaten Seram Bagian Timur). Ahmad mengungkapkan selain menjadi lambat karena terputusnya jalur darat, banyak pula penumpang akhirnya memilih menggunakan kapal laut, karena tidak mau menggunggu lama.

“Ya mau gimana kalau sudah begitu terpaksa kita jalani saja,” kata Ahmad pasrah.  

Sementara itu, PT. ASDP Cabang Ambon telah mengoperasikan tiga unit kapal feri untuk melayani penyeberangan dari pelabuhan Hunimua, Desa Liang, pulau Ambon, menuju pelabuhan kota Masohi.

“Kami diminta Pemerintah kabupaten (Pemkab) Maluku Tengah  membantu  transportasi penyeberangan melalui jalur penyeberangan Hunimua-Masohi, dengan menyertakan tiga unit kapal feri masing-masing KM.Inalika, KM.Rokatenda dan KM.Lolosi,” kata Pimpinan ASDP Cabang Ambon Eddy Hermawan di Ambon, Jumat pekan lalu.

Permintaan Pemkab Maluku Tengah itu terkait putusnya jalan darat di pulau Seram terutama dari pelabuhan penyeberangan Waipirit, Desa Kairatu, Kabupaten SBB menuju Kota Masohi.

Dia menjelaskan, bantuan di jalur penyeberangan Hunimua-Masohi mulai dilakukan pada Jumat 14 Juni 2019, hanya saja kendaraan tidak dapat diangkut semuanya, ada sekitar 18 hingga 20 unit kendaraan, di antaranya delapan unit truk dan kendaraan kecil lainnya.

Ia berharap antrean kendaraan baik dari Kota Masohi menuju Kota Ambon melalui pelabuhan Hunimua dan sebaliknya dari kota Ambon menuju Masohi bisa teratasi dengan baik.

Eddy menambahkan, tiga kapal feri itu mulai beroperasi sejak pukul 8.00 WIT dengan melakukan sebanyak tiga trip, mengingat jalur pada lintasan ini cukup jauh dibandingkan Hunimua-Waipirit yang ditempuh dalam waktu 1,5 jam.

Wartawan beritabeta.com melaporkan dari Pelabuhan Ina Marina Kota Masohi, Minggu (23/6/2019) meski telah beroperasinya tiga kapal fery melayari jalur tersebut, namun antrian kendaraan terlihat cukup padat (BB-OVANS)