Ada Suara Minta Tolong dari Reruntuhan Bangunan

BERITABETA, Jakarta – Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, petugas di lapangan mendengar suara-suara orang meminta tolong dari reruntuhan bangunan pada saat malam hari di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah. Hingga kini, jumlah korban jiwa mencapai 384 orang.

Dua lokasi tersebut baru saja diterpa musibah gempa yang berujung tsunami pada Jumat (28/9) kemarin.

“Petugas banyak yang mendengar suara teriakan minta tolong, tapi tidak bisa apa yang kita lakukan, karena kondisinya masih seperti ini,” kata Sutopo di Kantor BNPB, Jakarta Timur, Sabtu (29/09/18).

Selain itu, pihaknya juga sampai sekarang ini masih merasa kesulitan dalam mencari atau mengevakuasi para korban gempa.

“Proses evakuasi mencari korban seperti ini tidak mudah yang satu pertama kondisinya kalau malam gelap gulita seperti tadi malam,” ujarnya.

Menurutnya, akibat musibah ini, kondisi jalan di Palu dan Donggala masih sulit untuk bisa dilalui dalam pengerahan personel, kendaraan dan juga alat berat.

Foto mayat-mayat bergelimpangan di pantai pascagempa dan tsunami di Sulawesi Tengah, Jumat (28/9/2018) sore.

“Jalur menuju kota Palu kesulitan, karena beberapa tempat dari Poso menuju ke kota Palu kondisinya putus, jalannya memang hancur kemudian lereng-lereng perbukitan juga longsor,” sebutnya.

“Sehingga menyebabkan kesulitan bandara kondisi rusak, tetapi insya Allah nanti sore akan diaktivasi sehingga bantuan bisa secara cepat diarahkan menuju ke bandara diangkut dan bisa didistribusikan dengan cepat,” katanya.

Jenazah Berserakan dan Mengapung

Dilansir Serambinews.com saksi mata melihat banyak jenazah berada diantara puing-puing bangunan di Pantai Talise, Kota Palu. Selain itu, sejumlah jenazah terlihat mengapung di laut. Beberapa fakta di bawah ini merangkum tragedi kemanusiaan gempa di Donggala dan gempa beserta tsunami di Palu.

BNPB memperbaharui  jumlah korban meninggal dunia akibat gempa dan tsunami di Palu. Data sementara hingga pukul 13.00 WIB, 384 orang meninggal dunia akibat gempa dan tsunami.

Sutopo Purwo Nugroho menyatakan, jumlah tersebut merupakan jumlah korban meninggal dunia di Palu. Sedangkan di Donggala pihaknya belum mendapatkan data.

“Data sementara per 29 September 2018 pukul 13.00 WIB, total meninggal dunia 384 orang,” kata Sutopo.

Menurutnya, tim SAR saat ini masih terus melakukan pencarian dan evakuasi. Para korban meninggal dunia itu saat ini berada di sejumlah rumah sakit, yakni;

  1. RS Wirabuana Palu= 10 Orang
  2. RS Masjid Raya= 50 orang
  3. RS Bhayangkara= 161 orang
  4. S Pantoloan Induk= 20 orang
  5. Kayumalue Pajeko= 2 orang
  6. RS Undata Mamboro Palu= 141 orang Sementara, jumlah orang berjumlah 29 orang di Kelurahan Pantoloan Induk, Kota Palu. Jumlah korban luka berat 540 orang.

Korban luka berada di:

  1. RS Woodward Palu= 28 orang
  2. RS Budi Agung Palu= 114 orang
  3. RS Samaritan Palu= 54 orang
  4. RS Undata Mamboro Palu= 160 orang
  5. RS Wirabuana= 184 orang

“Diperkirakan jumlah korban akan terus bertambah karena proses pencarian terus dilakukan,” kata Sut. (BB/MRD)