BERITABETA.COM, Bula – Ketersediaan bahan bakar minyak (BBM) jenis minyak tanah (Mitan) mulai langka di Kota Bula, Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT), Provinsi Maluku.

Kelangkaan terjadi dalam sepekan ini. Kota penghasil minyak bumi sejak zaman kolonial itu, warganya terpaksa harus berkorban lantaran selain langka, mitan di pasaran juga dibandrol dengan harga yang cukup tinggi.

Kepala Dinas Koperasi UKM Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten SBT Adam Rumbalifar mengakui hal ini. Ia mengaku, pihaknya  menemukan beberapa masalah di lapangan, terkait kelangkaan minyak tanah di kota Bula.

“Disparitas harga cukup tinggi di masyarakat. Ini disebabkan karena ternyata pengecer BBM ini hanya menampung minyak tanah, tapi yang menjual minyak tanah itu ada di pihak ketiga atau yang disebut papalele,” kata Adam Rumbalifar kepada beritabeta.com Selasa (05/01/2020).

Ia menjelaskan, harga minyak yang harusnya  di tangan pengecer dengan harga Rp 25.000 per 5 liter, terpaksa naik di pihak ketiga (papalele) dengan  kisaran harga Rp 30.000 sampai 40.000.

Ironisnya, kata Adam, setelah pihaknya melakukan konfirmasi dengan PT. Permata Hitam sebagai perusahaan penyalur BBM dan PT. Pertamina, ternyata jawaban yang diperoleh setiap harinya jumlah minyak tanah yang disuplai di Kota Bula berjumlah  5000 liter.

“Penjelasan dari Permata Hitam sebagai penyalur, di tanggal 1 kemarin yang tanggal merah itu pun tetap disalurkan. Bahkan di tanggal  di hari Minggu pun minyak tetap disalurkan,” cetusnya.

Menyikapi kondisi ini, Rumbalifar berjanji, akan menurunkan tim dari Disperindag untuk melakukan sidak di tempat-tempat pengecer agar dapat memastikan persolan kelangkaa mitan di kota Bula.

Soal kuato 5000 liter per hari yang didistribusikan di Kota Bula apakah sudah sesuai data kebutuhan masyarakat, Rumbalifar mengaku belum cukup untuk total masyarakat di kota Bula. Ia mengaku saat ini memang telah terjadi  pengurangan kuota minyak tanah, dan hampir di semua tempat terjadi hal demikian.

“Kami sudah melakukan komunikasi untuk menambahan kuota mitan ke Pertamina. Saya minta hal ini juga dapat disuarakan teman-teman di DPRD Provinsi Maluku Dapil SBT guna berkordinasi dengan PT. Pertamina agar kuota minyak tanah di SBT dapat terpenuhi seperti semula (BB-AZ)