BERITABETA.COM, Ambon – Kebijakan pemerintah dalam program konversi Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis minyak tanah (Mitan) ke gas elpiji untuk kebutuhan rumah tangga di Maluku, masih dalam tahap sosialisasi.

Pemerintah masih akan menyiapkan stok mitan untuk wilayah Maluku, sesuai kebutuhan yang ada,  karena migrasi mitan ke gas, khusus untuk Maluku tidak bisa langsung serentak diberlakukan.

Anggota Komisi VII DPR RI Dapil Maluku Mercy Barends memastikan hal itu kepada wartawan di Ambon, usai membuka kegiatan Sertifikasi K3, Pelatihan IoT dan Pelatihan Pengelolaan Sampah pelastik yang digelar di Hotel Santika, Ambon, Rabu (17/5/2023).

Menurut Mercy, program migrasi mitan ke gas ini akan dimulai di daerah-daerah terdekat dan saat ini Pertamina sudah memulai program sosialisasi itu dengan beberapa pemerintah kabupatan, antaranya di Kota Ambon sebagai pilot project yang sasarannya mungkin dengan mengutamakan kalangan ASN lebih dulu untuk beralih ke penggunaan gas elpiji.

“Jadi memang tidak serta merta. Daerah-daerah terdekat itu pun masih juga dipilih, karena mau tidak mau peralihan BBM ke gas ini tetap dijalankan, karena Maluku, khususnya Kota Ambon saat ini sudah tersedia, Terminal LPG yang ada di Waiyame,” tandasnya.

Selain itu, kata Mercy, program migrasi ini akan tetap menghitung dampak-dampak yang akan dihadapi. Misalnya, kondisi wilayah Maluku yang terdiri dari ribuan pulau ini, juga memerlukan akses transportasi yang memadai, sesuai ketentuan yang berlaku untuk mendistribusikan elpiji 3 kg kepada masyarakat.

Mercy mengakui, penggunaan elpiji oleh masyrakat di Maluku bukan hal yang baru, sebagian masyarakat di Maluku, sudah menggunakan elpiji, hanya saja elpiji yang digunakan sebelumnya, kebanyakan di datangkan dari luar Maluku, sehingga harganya cukup tinggi.

“Nah saat ini sudah tersedia fasilitas terminal LPG di Kota Ambon, maka dari sisi harga akan cukup terjangkau,” pungkasnya.

Sedangkan untuk stok mitan di Maluku, masih akan terus tersedia setiap tahunnya, karena sampai sekarang, khusus untuk Maluku belum ada kebijakan subsidi elpiji 3 kg dari pemerintah untuk Maluku.

“Jadi mitan akan tetap ada, hanya saja kedepan mungkin stoknya akan dikurangi secara bertahap,berdasarkan hitungan jumlah masyarakat yang sudah beralih menggunakan elpiji. Itupun akan dihitung dengan hati-hati, jangan sampai akan terjadi chaos energy, karena masyrakat tidak dapat mengakses mitan,” kata politisi PDI-P Maluku ini.

Untuk itu, Mercy menghimbau kepada masyarakat Maluku tidak perlu takut, karena dari subsidi energy untuk Maluku mitan masih tetap tersedia di pasaran, karena khusus untuk Maluku tidak bisa diberlakukan kebijakan setara dengan di daerah-daerah lain.

“Dalam beberapa kali pertemuan di komisi, saya sudah sampaikan hal ini, agar khusus untuk Maluku, tidak bisa langsung diberlakukan kebijakan menghilangkan mitan, dan memberlakukan elpiji 3 kg murni, mau tidak mau harus bertahap,” tandas Anggota Fraksi PDI-P ini (*)

Editor : dhino pattisahusiwa