BERITABETA.COM, Ambon – PT Pertamina terus gencar melakukan sosialisasi program konversi bahan bakar dari minyak tanah ke elpiji kepada masyarakat di Provinsi Maluku.

Program ini dilakukan, menyusul masih rendanya penggunaan Liquefied Petroleum Gas (LPG) di Provinsi Maluku yang baru mencapai dua persen. Padahal, wilayah Maluku memiliki fasilitas berupa  Terminal LPG Wayame Ambon dibangun dengan kapasitas 2x1.000 metrik ton (MT) dengan ketahanannya bisa mencapai 100 hari.

Hal ini disampaikan Sales Manajer PT Pertamina Patra Niaga cabang Ambon, Wahyu Purwatmo di Ambon, Senin (8/5/2023).

"Pengguna LPG di provinsi Maluku baru mencapai dua persen, jumlah ini masih minim di Maluku, selebihnya masih gunakan minyak tanah subsidi untuk kebutuhan sehari-hari," katanya.

Menurutnya, Pertamina berupaya mensosialisasikan produk non subsidi yakni LPG, agar golongan masyarakat yang mampu tidak lagi membeli minyak tanah, tetapi beralih ke elpiji agar lebih hemat.

"Kami berupaya melakukan sosialisasi kepada masyarakat maupun kalangan industri agar dapat beralih ke elpiji, karena lebih hemat dan aman," katanya.

Wilayah Maluku belum dilakukan konversi dari minyak tanah ke LPG, semua masih menunggu penugasan dari pemerintah pusat.

"Konversi minyak tanah ke elpiji di Maluku dan Papua akan dijalankan oleh pemerintah, tetapi untuk waktunya kita masih menunggu arahan pemerintah," katanya.

Dirut PT Pertamina Patra Niaga Alfian Nasution sebelumnya juga menyatakan, keberadaan terminal LPG Wayame membantu masyarakat di Provinsi Maluku untuk mendapatkan elpiji dengan harga dan ketersediaan stok yang terjamin.

"Keberadaan terminal elpiji di Ambon, secara tidak langsung masyarakat bisa menikmati elpiji dengan harga yang sama dengan di Pulau Jawa, karena tidak perlu lagi dikirim dari Surabaya, tetapi pengisiannya langsung di Ambon.

Sementara, untuk proses distribusi, saat ini di Ambon sudah ada empat agen dan selanjutnya disalurkan ke sub agen untuk distribusi ke kabupaten dan kota lain di Maluku.