BERITABETA.COM, Bula — Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Seram Bagian Timur (SBT) terus berupaya untuk pemenuhan dokter spesialis di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bula.

Wakil Bupati SBT, Muhammad Miftah Thoha Rumarey Wattimena dalam sela-sela memantau pengobatan gratis di gedung Serbaguna Dinas Kesehatan (Dinkes) SBT, Sabtu (1/11/2025) mengaku, saat ini RSUD Bula masih kekurangan empat dokter spesialis.

Miftah mengungkapkan, empat dokter spesialis itu yakni dokter spesialis penyakit dalam, Obstetri dan Ginekologi (OBGYN), spesialis anak dan bedah.

“Yang mendasar ya, itu ada spesialis nyakit dalam, Obgyn, anak dengan bedah. Itu empat dasar,” ungkap Muhammad Miftah Thoha Rumarey Wattimena.

Ia menandaskan, kekurangan tenaga dokter spesialis ini menjadi satu pekerjaan rumah bagi Pemerintah Kabupaten (Pemkab) SBT.

Menurutnya, keterbatasan anggaran dan kelangkaan profesi dokter spesialis, sehingga hal ini sekaligus menjadi catatan agar ke depan Dinkes setempat bisa mendatangkan dokter spesialis ke kabupaten bertajuk ‘Ita Wotu Nusa’ ini.

“Memang ini menjadi catatan untuk ke depan bagaimana inovasi dari Dinas Kesehatan dengan pemerintah daerah untuk bisa mendatangkan dokter spesialis. Karena mungkin dengan insentif yang tergolong masih rendah, mungkin itu yang membuat menjadi salah satu faktor masih belum banyak spesialis yang mau ada ke sini,” tandasnya.

Dia membeberkan, saat ini sudah ada bantuan dari Pemerintah Pusat (Pempus) melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) untuk intensif dokter spesialis.

Untuk itu kata dia, Pemkab SBT akan terus berupaya dengan harapan, lewat insentif dokter spesialis itu dapat menjadi daya tarik bagi dokter spesialis untuk mau datang ke SBT.

“Ke depan kami akan berupaya lagi dengan adanya bantuan-bantuan dari pemerintah pusat. Harapannya ke depan bisa jadi, bisa men-trigger dokter-dokter spesialis untuk bisa datang ke SBT,” bebernya.

Sementara itu, Plt Kepala Dinkes SBT, Punira Kilwalaga memastikan insentif dokter spesialis di SBT jauh lebih besar, hanya saja belum ada minat dari dokter spesialis untuk ke daerah ini.

“Untuk penyediaan dokter spesialis, untuk insentif itu kami di SBT ini sebetulnya InsyaAllah saya optimis bahwa kami lebih baik, lebih besar insentifnya,” ucap Punira Kilwalaga.

Punira mengungkapkan, dalam sambutannya saat membuka kegiatan seminar kesehatan umum dan pelayanan kesehatan spesialistik terpadu oleh Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang SBT yang mendatangkan sejumlah dokter itu dia telah memberi pesan ajakan.

Dia menuturkan, lewat pelayanan kesehatan yang dilakukan di Kota Bula ini diharapkan ada diantara dokter-dokter ini bisa merasa nyaman untuk bertugas di SBT.

“Tadi di sambutan juga kita sempat menyentil sedikit bahwa mungkin ada beberapa dokter baru yang datang kesini, siapa tahu mereka senang untuk kesini dan mudah-mudahan ada yang setelah ini bisa bisik-bisik untuk mungkin mereka mau pindah ke sini,” ungkapnya.

Sekretaris Dinkes SBT ini menambahkan, bantuan insentif dokter spesialis dari Pempus melalui Kemenkes di Daerah Terpencil, Perbatasan dan Kepualauan (DTPK) itu akan dimulai pada 2026 mendatang.

Ia memastikan, SBT sebagai salah satu lokus program ini akan diberikan tambahan penghasilan sebesar Rp 30 juta sekian.

“Tahun depan itu ada bantuan dari pemerintah pusat untuk dokter spesialis yang bertugas di daerah DTPK. Salah satu lokusnya kita itu diberikan tambahan penghasilan sebesar 30 juta sekian,” pungkasnya. (*)

Pewarta : Azis Zubaedi