BERITABETA.COM, Ambon — Insiden hilangnya pendaki asal Bogor bernama Firdaus Ahmad Fauji (27 tahun) di Gunung Binaiya, Kabupaten Maluku Tengah, kini menjadi sorotan dari Anggota DPR RI Dapil Maluku, Saadiah Uluputty.

Anggota Komisi IV DPR RI ini, menyampaikan keprihatinan mendalam dan menuntut pertanggungjawaban penuh dari Balai Taman Nasional (BTN) Manusela sebagai pengelola kawasan konservasi tersebut.

Firdaus dilaporkan hilang sejak 26 April 2025 dan hingga kini belum ditemukan. Meski upaya pencarian telah dilakukan oleh Tim SAR Gabungan yang terdiri dari Basarnas Ambon, TNI, Polri, serta masyarakat dan relawan lokal.

Uluputty menegaskan, seorang pendaki bisa hilang tanpa jejak selama lebih dari dua minggu di wilayah konservasi yang seharusnya terpantau dan terkelola dengan baik.

Menurut Saadiah, kondisi ini menunjukkan adanya kelalaian sistemik dalam tata kelola pengawasan dan keselamatan pengunjung di kawasan Taman Nasional Manusela.

“Balai Kehutanan yang bertanggung jawab atas pengelolaan Taman Nasional Manusela harus berani bertanggung jawab secara penuh. Keamanan dan keselamatan pengunjung bukan sekadar prosedur administratif, melainkan kewajiban moral dan hukum,” tegas politisi PKS ini.

Saadiah juga menyesalkan lemahnya antisipasi dan mitigasi risiko yang terlihat dari lambannya respons awal serta tidak adanya sistem pelaporan dan pemantauan yang memadai di jalur pendakian Gunung Binaiya, yang merupakan salah satu dari tujuh puncak tertinggi di Indonesia.

Ia menambahkan bahwa insiden ini mencoreng citra pariwisata alam Maluku dan menjadi alarm keras bagi semua pihak yang terlibat dalam pengelolaan taman nasional, terutama dalam aspek keselamatan.

Dalam kapasitasnya di Komisi IV yang membidangi kehutanan dan konservasi sumber daya alam, Saadiah memastikan akan membahas kejadian ini pada rapat kerja bersama Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

Sikap ini dilakukan guna memastikan adanya evaluasi menyeluruh terhadap sistem manajemen pengunjung dan protokol keselamatan di seluruh taman nasional, khususnya di wilayah timur Indonesia.

“Saya ingin tegaskan, satu nyawa yang hilang di kawasan konservasi adalah tanggung jawab negara. Kita tidak boleh abai,” pungkas Saadiah Uluputty (*)

Editor : Redaksi