BERITABETA.COM, Ambon – Penemuan ikan mola mola yang mati terdampar di perairan Teluk Dalam Ambon, Minggu (31/3/2019), kini terus menuai tanya berbagai kalangan. Sebab, kasus kematian ikan Mola-Mola sudah terjadi dua kali di perairan Maluku. Apa peyebabnya?

Peneliti sekaligus Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Universitas Pattimura (Unpatti) Ambon, Profesor Jacobus Wilson Mosse M.Sc, menduga kemungkinan besar ikan mola mola atau Ocean Sunfish, yang ditemukan mati terdampar itu, karena mengkonsumsi daging hewan darat.

“Duga saya yang dimakan adalah daging hewan darat. Padahal yang kita tahu makanan utama mola mola adalah ubur-ubur,” kata Jacobus usai melakukan nekropsi atau investigasi medis jenazah untuk memeriksa sebab kematian, pada bangkai ikan mola mola, di Perairan Tanjung Martafons Teluk Ambon Dalam, Senin (1/42019).

Jacobus melalukan proses bedah, bersama seorang asisten dosen, serta dihadiri juga oleh petugas Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Maluku maupun dari pihak Loka Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut (LPSDPL) Sorong Wilayah Maluku.

Dia lalu memperlihatkan sebuah benda asing berwarna merah kehitaman pekat dan padat, yang ditemukan berada dalam usus ikan unik tersebut, yang diduga adalah hewan darat.

“Jika makanan yang dikonsumsi tidak dapat dicerna oleh sistem pencernaan maka akan menyebabkan gangguan. Hal tersebut menjadi salah satu faktor. Kita akan teliti lebih lanjut untuk memastikan apakah ini memang daging hewan darat atau jenis apa. Karena kita dapati di dalam lambung,” tutur Bob sapaan akrabnya.

Lantaran organ dalam ikan yang gemar mencari sinar matahari itu sudah rusak, karena matinya sudah hampir seminggu dan sulit untuk dideteksi. Bob juga mangatakn,  jenis kelamin ikan masih harus dicari tahu.

Sementara dari hasil pemeriksaan terhadap Sagita askeriskus dan lapilus yaitu organ ikan yang berguna untuk kesimbangan dan pendengaran, dia katakan, dapat diketahui bahwa usia ikan tersebut sekitar 15 tahun.

Tentang keberadaan mola mola di Teluk Ambon, Bob belum bisa memastikan daerah tersebut termasuk habitatnya atau tidak. Karena Teluk Ambon kedalamannya hanya 40 meter. sedangkan ikan Mola Mola hidupnya di kedalaman lebih dari 40 meter.

” Populasinya tersebar di seluruh dunia, dan untuk lokasi persisnya di sekitar Pulau Ambon belum kami ketahui. Mungkin teman-teman yang sering melakukan penyelaman ada yang ketemu. Tapi dalam pengalaman saya selama ini di sekitar Pulau Ambon belum saya jumpai,” terangnya.

Namun kemungkinan populasi, kata Bob, bisa saja ada, karena kedalamn laut Banda adalah lebih dari 7000 m. Berarti bisa saja mola mola berada di sekitar Pulau Ambon, Pulau Seram, dan Pulau Saparua, meski tidak merapat mendekati ke pulau-pulaunya.

“Yang membuat saya tertarik adalah, apakah faktor rantai makanan, sehingga mola mola masuk ke Teluk ambon. Kita ingin tahu dia makan apa? Namun sayangnya sudah tercerna semua,” ujar Bob.

Kemungkinan besarnya menurut Bob, mola mola ini mengikuti jejak ubur-ubur masuk ke Teluk Ambon.

Seperti diketahui, nama mola mola berasal dari bahasa latin yang artinya adalah batu giling (millstone). Dimana batu giling berbentuk bulat pipih, berat, berwarna abu-abu dan digunakan untuk menggiling biji-bijian.

Jadi penamaan mola mola merujuk pada bentuk tubuh ikan mola mola yang seperti batu giling.  mola mola merupakan nama salah satu spesies ikan dari keluarga molidae. Terdapat 3 spesies ikan Mola-Mola  yaitu, Mola Ramsayi (short mola), Masturus lanceolatus (sharptail mola), dan Ranzania laevis (slender mola) dimana Ranzania laevis merupakan spesies mola mola terkecil. (BB-DIO-GTC)