Langkah yang diambil PSSI untuk mendatangkan Simon merupakan bagian dari komitmen untuk memperkuat pengembangan pemain nasional menjelang Piala Dunia 2026 dan seterusnya.

Simon bertugas untuk mengidentifikasi serta merekrut bakat-bakat potensial baik dari dalam negeri maupun diaspora, khususnya yang berada di Belanda.

Simon Tahamata menghabiskan 10 tahun menjadi pelatih akademi dan tim junior Ajax. Ia juga pernah menjadi pelatih akademi dan tim junior Standard Liège dan Germinal Beerschot di Belgia.

"Kita di Belanda mulai dari di bawah 8 tahun, disini di bawah 13-15 tahun, sudah terlambat, " kata dia.

Dia akan bekerja sama erat dengan  Patrick Kluivert (pelatih timnas Indonesia), Gerald Vanenburg (pelatih timnas U-23), Nova Arianto (pelatih timnas U-17) dan lain-lain untuk memastikan keberlanjutan, kualitas dan perkembangan timnas serta sepak bola Indonesia.

Dia juga akan bekerja sama dengan mantan pemain atau orang-orang yang pernah bekerja untuk Ajax Amsterdam, seperti Jordi Cruyff (penasihat teknis), Sjoerd Woudenberg (pelatih kiper), Gerarld Vanenburg (pelatih timnas U-23), Denny Landzaat (asisten pelatih), dan Patrick Kluivert.

"Saya mau pakai anak-anak orang-orang yang jadi Indonesia. Bukan Cina, bukan Belanda. Dari itu mulai dengan anak-anak muda. Sekarang dengan mereka disini, Belanda, Cina, mereka bisa tolong Indonesia menang Cina dan Jepang. Itu kan paling penting," kata Simon (*)

Editor : Redaksi