BERITABETA.COM, Sofifi — PLN Unit Induk Wilayah Maluku dan Maluku Utara (UIW MMU) dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Maluku Utara (Malut) bersinergi untuk meningkatkan Rasio Elektrifikasi di wilayah Tertinggal, Terdepan dan Terluar (3T) melalui program Listrik Desa (Lisdes).

Sinergi PLN UIW MMU dan Pemprov Malut ini dilakukan dalam kunjungan audiensi bersama Gubernur Malut, Sherly Tjoanda, pada Sabtu (26/4/2025).

General Manager PLN UIW MMU, Awat Tuhuloula menerangkan, untuk menjangkau desa-desa terpencil yang belum teraliri listrik, tujuan utama program Lisdes ini untuk menaikkan rasio desa berlistrik (RDB) dan rasio elektrifikasi (RE) di Maluku Utara.

Awat mengatakan, PLN berkomitmen penuh untuk memastikan bahwa tidak ada lagi desa yang tertinggal dari akses energi, karena listrik bukan hanya soal cahaya, tapi tentang membuka peluang dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

“Program Listrik Desa adalah langkah nyata PLN untuk menghadirkan terang hingga ke pelosok Negeri, termasuk Maluku Utara. Kami akan lakukan itu secara bertahap,” terang Awat Tuhuloula.

Dia mengungkapkan, PLN UIW MMU telah menyusun roadmap strategis pengembangan program Lisdes periode 2025 hingga 2029. Dalam roadmap tersebut, PLN menargetkan penyambungan listrik ke sejumlah desa yang belum teraliri listrik secara bertahap. 

Di mana, pada tahun 2025 ini, PLN menargetkan melistriki 19 desa dengan jumlah 1.675 pelanggan.
Kemudian di tahun 2026, ditargetkan 11 desa dengan 1.044 pelanggan.

Selanjutnya, pada tahun 2027, direncanakan perluasan akses listrik ke 48 desa dengan cakupan 12.340 pelanggan. Tahun 2028, PLN menargetkan 17 desa dengan total 11.757 pelanggan. Dan pada tahun 2029, sebagai penutup roadmap, ditargetkan 21 desa dengan 19.845 pelanggan.

Meski roadmap telah disusun secara strategis dan terukur, pelaksanaan program Lisdes di Maluku Utara tidak lepas dari sejumlah tantangan besar, terutama yang berkaitan dengan kondisi geografis dan infrastruktur dasar.

“Salah satu tantangan terbesar yang kami hadapi di lapangan adalah akses jalan yang sulit, bahkan di beberapa lokasi sama sekali tidak ada jalur darat. Selain itu, kondisi kontur tanah yang berbatu keras turut menyulitkan proses pembangunan infrastruktur kelistrikan,” ungkapnya.

Ia menegaskan, tantangan ini tidak menyurutkan komitmen PLN UIW MMU untuk tetap menghadirkan listrik ke desa-desa terpencil. Koordinasi lintas sektoral, terutama dengan pemerintah setempat menjadi salah satu kunci keberhasilan upaya ini.