BERITABETA.COM, Jakarta - Pelaksana Tugas Sekretaris Jenderal atau Sekjen Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Suhajar Diantoro mengapresiasi keberadaan Program Studi (Prodi) Magister Intelijen Medik yang dimiliki Sekolah Tinggi Intelijen Negara atau STIN.

Apresiasi ini disampaikannya ketika menerima kunjungan sivitas akademika STIN di Ruang Rapat Sekjen Kemendagri pada Selasa (28/12/2021). Tujuan dari kunjungan dimaksud guna memperkenalkan Prodi Magister Intelijen Medik STIN kepada Kemendagri.

Dia menilai, keberadaan Prodi Magister Intelijen Medik merupakan hal yang penting untuk membantu pemerintah dalam bidang kesehatan.

“Seperti memberikan masukan kepada pemerintah dalam mengeluarkan kebijakan di bidang kesehatan yang memihak kepada rakyat,” kata Suharjo.

Apabila ada hal-hal yang mengkhawatirkan untuk kepentingan negara, lanjutnya, maka informasi intelijen dapat menjadi masukan bagi lahirnya sebuah kebijakan.

Ia berujar, sebagai bentuk dukungan terhadap keberadaan Prodi Intelijen Medik, maka Kemendagri akan mensosialisasikannya mulai pada lingkungan internal maupun ke pemerintah daerah.

Dia berharap, dengan sekolah yang berada di bawah naungan Badan Intelijen Negara atau BIN ini kiranya dapat memberikan kuota mahasiswa bagi Kemendagri maupun Pemerintah Daerah.

Pada kesempatan yang sama, Dosen STIN Isroil Samihardjo yang hadir mewakili sivitas akademika STIN mengakui, kunjungan ini memang untuk mengenalkan Prodi Magister Intelijen Medik STIN.

Pula sebagai upaya membangun tali silaturahmi antara STIN dengan Kemendagri yang telah terjalin baik. Karena kesempatan ini Samihardjo berterimakasih karena telah diterima oleh Plt Sekjen Kemendagri.

Sementara itu, Dwi Retnowati, dosen STIN lainnya turut hadir dalam pertemuan ini menjelaskan mengenai profil Prodi Magister Intelijen Medik.

Dia menjelaskan, Intelijen Medik merupakan Prodi yang baru disahkan pada September 2020.

“Saat ini sudah ada angkatan yang pertama memasuki semester tiga dan kami sedang membuka pendaftaran mahasiswa baru untuk angkatan yang kedua,” kata Retno.

Dia mengemukakan alasan atau visi lahirnya Prodi Intelijen Medik merupakan respons dari merebaknya pandemi Covid-19.

Melalui Prodi ini diharapkan dapat dipersiapkan atau menelorkan sumber daya manusia yang memiliki kemampuan untuk mencegah maupun memberi peringatan secara dini dari ancaman kesehatan pada kemudian hari.

Di sisi sisi, kata Retno, lulusan Prodi Intelijen Medik memiliki dua profil yakni global information observer and analyst serta professional intelligent agent.

Kemampuan global information observer and analyst yang dimaksud yaitu para lulusan Prodi Intelijen Medik dapat memiliki keahlian dalam memahami dan menganalisis, sekaligus menyimpulkan perkembangan terkini dunia medik.

Adapun untuk professional intelligent agent yakni para lulusan dapat memiliki kemampuan dalam bidang operasi intelijen secara sigap yang mampu mendeteksi, menganalisis, dan membuat kesimpulan bernilai intelijen.

Tak hanya itu, lanjutnya, para lulusan juga mampu merekomendasikan respons secara terukur terhadap adanya ancaman kesehatan.

“Walaupun kami adalah Prodi baru, tapi kami sudah memiliki kerja sama dengan berbagai perguruan tinggi dan juga lembaga mitra di dalam negeri maupun di luar negeri,” katanya.

Turut hadir dalam pertemuan ini yaitu Sekretaris Direktorat Jenderal Politik dan Pemerintahan Umum (Pol & PUM) Imran, dan Kepala Biro Kepegawaian Kemendagri Rahajeng Purwianti. (BB)

 

Editor: Redaksi