Kementerian Kesehatan Israel menyatakan keenam sandera tewas akibat tembakan jarak pendek sekitar 48-72 jam sebelum ditemukan dan diautopsi.

Kematian enam sandera ini pun membuat geger masyarakat Israel. Pasalnya, menurut sumber Israel, tiga dari enam sandera seharusnya dibebaskan dalam tahap pertama kesepakatan pertukaran sandera yang saat ini masih dirembukkan.

Warga pun berdemo mendesak pemerintah segera membebaskan sandera lainnya yang masih ditawan Hamas.

Hamas sementara itu menyatakan kematian keenam sandera merupakan kesalahan Netanyahu. Menurut pejabat senior Hamas Khalil Al-Hayya, para sandera tewas akibat serangan yang diluncurkan pasukan militer Negeri Zionis.

Israel dan Hamas hingga kini belum kunjung menyetujui kesepakatan pertukaran sandera. Amerika Serikat, Qatar, dan Mesir selama beberapa bulan terakhir terus berusaha membujuk keduanya menyepakati perjanjian.

Namun, upaya itu mandek karena Netanyahu menolak memenuhi tuntutan Hamas untuk menghentikan perang sepenuhnya.

Israel terus menggempur Jalur Gaza sejak Hamas melancarkan serangan ke Negeri Zionis pada 7 Oktober 2023 lalu. Perang terus berlanjut meskipun Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa telah menyerukan gencatan senjata segera.

Agresi Israel di Jalur Gaza hingga kini telah menewaskan lebih dari 40.800 warga Palestina, mayoritas anak-anak dan perempuan. Lebih dari 94.300 orang juga mengalami luka-luka (*)

Editor : Redaksi