Sampaikan Duka Cita ke Keluarga Korban Laka Laut di Perairan Manipa, HL : Doa dari Beta dan Keluarga
BERITABETA.COM, Ambon — Gubernur Provinsi Maluku terpilih Hendrik Lewerissa menyampaikan duka cita mendalam kepada keluarga korban laka laut menggunakan speedboat di perairan Manipa, Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB) pada Jumat kemarin.
Ucapan duka cita itu disampaikan melalui video yang beredar luas pada Sabtu (4/1/2025).
"Beta (saya) Hendrik Lewerissa, beta (saya) mau menyampaikan rasa turut berduka cita yang dalam kepada keluarga-keluarga korban dari kecelakaan speedboat Dua Nona yang melakukan pelayaran dari Pulau Kelang dan sekitarnya menuju ke Tahoku di Hila, Kecamatan Leihitu, Pulau Ambon," ungkap Hendrik Lewerissa.
Hendrik secara pribadi dan keluarga menyampaikan doa, semoga keluarga korban diberikan kekuatan, ketabahan dan keikhlasan dalam menghadapi musibah tersebut.
"Doa dari beta (saya) dan keluarga. Semoga keluarga korban diberi kekuatan, ketabahan dan keikhlasan menghadapi situasi yang tidak mudah ini," ucapnya.
Ia berharap, kedepannya otoritas terkait dengan transprortasi laut dapat melaksanakan fungsi dan tugasnya dengan baik, agar peristiwa laka laut tidak lagi terjadi di masa akang datang.
"Kedepan, kepada otoritas terkait dengan transportasi laut, beta (saya) berharap dapat melaksanakan fungsi dan tugasnya dengan baik, agar peristiwa-peristiwa kecelakaan seperti begini tidak akan terjadi lagi di masa akan datang," harapnya.
Sebelumnya, satu unit speedboat tujuan pelabuhan Tahoku, Negeri Hila, Kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah (Malteng) tenggelam di perairan Manipa, Kabupaten Seram Bagian Barat pada Jumat (3/1/2025).
Kejadian naas yang menimpa speedboat bernama Lambung Dua Nona mengakibatkan delapan orang penumpang meninggal dunia, sementara puluhan lainnya selamat.
Informasi yang berhasil dihimpun media ini, speedboat tersebut berasal dari Desa Tahalupu. Di tengah perjalanan, kecelakaan terjadi di perairan Dusun Samala, Desa Luhutuban, Kecamatan Kepulauan Manipa sekira pukul 10.00 WIT, namun belum diketahui secara pasti penyebab kecelakaan tersebut.
Kapolsek Manipa, Ipda Edwin R. Mangare yang dikonfirmasi membenarkan kejadian naas tersebut. Dia mengungkapkan, di lokasi kejadian itu menjadi jalur gelombang.
“Di situ jalur gelombang. Info dari yang bawa (nahkoda speedboat) banyak (penumpang) naik di kap (atap speedboat). Delapan (8 yang meninggal dunia),” ucapnya.
Dia mengungkapkan, speedboat tersebut mengangkut penumpang kurang lebih 30 orang. Semuanya telah ditemukan. Delapan diantaranya meninggal dunia. Dari korban meninggal, terdapat anak-anak dan perempuan.
“Karena ada kapal nelayan yang bantu (evakuasi), ditambah masyarakat. Di TKP ada 1 personel ditambah bhabinsa,” ungkapnya.
Erwin mengaku, saat ini pihaknya masih terus menghimpun data kecelakaan, termasuk mendata para korban.
"Sementara himpun (data korban), nanti kalau sudah lengkap saya sampaikan,” pungkasnya. (*)
Editor : Redaksi