Semarak di Pante Ako, Ketika Kafilah MTQ Berbaur Makan Patita
BERITABETA.COM, Namlea – Lautan manusia memenuhi Pantai Ako, ribuan orang dari kafilah peserta Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) 11 kafilah kabupaten /kota berbaur bersama masyarakat Buru, tumpah ruah di Pante Ako, obyek wisata yang berlokasi di Pantai Jikumerasa, Kecamatan Liliyali, Kabupaten Buru, pada Jumat pagi (21/6/2019).
Pengelola Pante Ako, Adjie Hentihu kepada beritabeta.com mengatakan, lautan manusia yang hadir di sana lebih dari 2.000 -an orang, terdiri dari para kafilah yang berkekuatan 855 orang ditambah tuan rumah, sehingga obyek wisata pantai seluas tiga hektar itu penuh sesak.
Menurut Adjie, obyek wisata pantai miliknya itu menggunakan nama Pante Ako diambil dari dua penggalan kata, yakni Pante sebutan familiar dari orang Buru yang menyebut pantai dengan kata pante dan Ako diambil dari nama panggilan putranya semata wayang yang kini baru duduk di bangku SMA kelas dua.
Pante Ako mulai beroperasi tahun 2004 lalu dan pertama kali operasi diresmikan Careteker Gubernur Maluku, Sinyo Sarundajang.
Setelah berapa tahun beroperasi, kini obyek wisata ini terus didata dan sudah miliki beragam fasilitas. Mulai dari tempat bermain anak, kolam renang anak, cottage menyerupai rumah pohon dan dinding luar menggunakan lapisan kulit kayu, namun di dalamnya dilapisi triplek, juga ada tempat tidur dan toilet yang modern.
Selain mengelola sendiri rumah makan, Adjhie juga memberdayakan beberapa ibu rumah tangga penduduk Desa Jikumerasa dengan berjualan rujak dan panganan ringan lainnya, hingga buah kelapa muda.
Mereka ini disediakan stand khusus di dalam resort dan tidak dipungut bayaran. “Mereka hanya diminta menjaga kebersihan di lokasi tempat jualan,”uncap Adjhie.
Menyambut event MTQ Propinsi Maluku di Kabupaten Buru, di obyek Pante Ako ini, pihak pengelola juga membangun tempat penyulingan minyak kayu putih. Tujuannya, agar para kafilah atau pengunjung dari luar Pulau Buru, dapat menyaksikan langsung bagaimana cara mengolah daun kayu putih disuling menjadi minyak kayu putih.
“Dalam sehari hanya mampu menyuling lima liter kayu putih. Alhamdulillah, pak sekda Kota Tual dan rombongan orang pertama yang membeli minyak kayu putih Pante Ako,” terang Adjie.
Selama kegiatan makan partita ini, nampak hadir bupati Buru, Ramly Ibrahim Umasugi dan istri. Beberapa tamu penting, termasuk wakil bupati SBT juga hadir dan ikut makan partita bersama masyarakat.
Sekertaris Kota Ambon, AG. Latuheru, SH, M.S, memanfaatkan moment kumpul bersama untuk mempererat tali persaudaraan itu dengan turut memberikan piagam penghargaan.
Penghargaan itu diberikan kepada institusi Polres Pulau Buru, Kodim 2506/Namlea, Satpol PP, Kantor Perpustakaan, Dinas Sosial, Kantor Kesbang, yang telah menjaga dan melayani kafilah MTQ Kota Ambon selama berada di kota Namlea.
Penghargaan serupa juga diberikan kepada Penginapan Akmil dan Penginapan Dua Sodara, tempat kontingen kota Ambon menginap.
Catering Salem Hukul juga diberikan penghargaan yang sama karena telah melayani makan minum kontingen dari Kota Ambon.’Saya selalu dapat laporan pelayanan di sini terhadap kontingen kami sangat memuaskan,’ puji dia.
Menurut Sekkot, pihaknya memberikan piagam penghargaan agar terus diingat kalau kontingen tuan rumah pernah datang ke Namlea ikut lomba MTQ ke 28 dan telah mendapat pelayanan yang sangat baik.
Sekkot Ambon juga menyentil rencana awal dua tahun depan Ambon akan menjadi tuan rumah MTQ ke 29 tahun 2021 nanti. Namun begitu kuatnya keinginan Kabupaten Kepulauan Tanimbar (KKT) menjadi tuan rumah di event berikutnya, maka Kota Ambon juga turut memberi suport.
“Biar Kota Ambon dari belakang .Dan kami nanti akan melayani juga dengan baik,”janji Sekkot Ambon.
Acara makan patitah di Pante Ako ini berjalan aman, sukses dan lancar. Bupati Buru , Ramly Ibrahim Umasugi sempat didaulat menyanyikan dua lagi dan menyampaikan sepatah dua patah kata. Bukan hanya bupati yang menyumbang suara emasnya, utusan dari berbagai kafilah juga turut bernyanyi dan berdendang di sana.
Istri Bupati Buru, Ny Sukmawati juga turut menari bersama para ibu PKK memperkenalkan kreasi tarian yang diberi nama Goyang Bupolo. Kontingen dari Tual dan Malra juga ikut mengenalkan Goyang Meti KRI.Acara ramah tamah ini berlanjut hingga jelang sore dan sempat terhenti sesaat untuk sholat Jumat.
Rombongan kembali ke Namlea sudah jelang sore guna menyiapkan diri mengikuti upacara penutupan MTQ di arena utama alun alun Bupolo.(BB-DUL)