"Kalangan perusahaan bisa memanfaatkan teknologi digital twin untuk mendeteksi dan mencegah kekeliruan dalam proses konstruksi guna mengurangi limbah," kata Sanz.

 "Di Skycatch, misi kami adalah menambah efisiensi operasional dan efisiensi biaya pada proyek-proyek infrastruktur di seluruh dunia dengan dukungan teknologi 3D computer vision yang berbasiskan pesawat nirawak," sambungnya.

Skycatch baru menyelesaikan babak pendanaan Seri C dengan perolehan total senilai $25 juta, dipimpin ADB Ventures dan Wavemaker Labs. Beberapa investor baru yang berpartisipasi termasuk I2BF, Falkon, dan Gaingels.

Tim ADB di Sydney telah menguji coba teknologi Skycatch yang berbasiskan pesawat nirawak dalam sebuah proyek. Teknologi ini dipakai untuk menciptakan digital twin yang sangat akurat dari sebuah proyek renovasi infrastruktur selama fase konstruksi.

“Teknologi ini berpotensi digunakan pada seluruh siklus proyek infrastruktur sehingga tahap pelaksanaan berlangsung lebih aman, efisien, dan pengerjaan ulang bisa dihindari, sekaligus mengurangi jejak karbon yang dihasilkan proyek tersebut," kata Lotte Schou-Zibell, Regional Director, Pacific Liaison and Coordination Office, Asian Development Bank (ADB), di Sydney (BB- Prnewswire)