Soal Reposisi PP AMMDI, Ketum AMMDI Kepri Nilai Janggal dan tak Hargai Kaderisasi

BERITABETA.COM, Ambon – Ketua Umum Pengurus Wilayah Angkatan Muda Majelis Dakwah Islamiyah (PW AMMDI) Provinsi Kepulauan Riau, Juanda, menilai surat keputusan DPP MDI No. 62/ DPP/MDI/II/2021 perihal perubahan kepengurusan Pimpinan Pusat AMMDI, penuh kejanggalan.
Hal ini disampaikan Juanda dalam keterangan tertulis, Kamis, (04/02/2021).
Juanda mengatakan, keputusan tersebut tidak pernah dikomunikasikan terlebih dahulu dengan pengurus yang diganti.
“Saya sudah konfirmasi Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal, menurut mereka tidak pernah ada upaya evaluasi dan klarifikasi. Bahkan sebagai bagian dari pengurus DPP MDI, keduanya merasa tidak pernah ada rapat yang membahas reposisi kepengurusan,” ujarnya.
Juanda berpendapat, kepemimpinan Ton Abdillah dan Hadi Susanto sebagai Ketua Umum dan Sekjen justru selama ini berhasil merangkul banyak komponen aktivis kemahasiswaan dan kepemudaan bergabung di ormas kepemudaan yang bernaung di bawah Partai Golkar tersebut.
“Program, konsolidasi dan kaderisasinya selama ini berjalan baik. Kehadiran AMMDI di daerah-daerah, seperti di Kepri justru menjadi ujung tombak Partai Golkar dalam perhelatan politik, seperti Pilpres, Pileg dan Pilkada. Hal itu tentu terjadi karena dikonsolidasikan oleh pusat,” kata Juanda.
Ia menyesali keputusanvtersebut di atas karena tidak ada komunikasi dari DPP MDI pada stakeholder AMMDI di daerah-daerah terkait adanya rencana pergantian pengurus PP AMMDI.
“Setidaknya lakukan kroscek tentang kondisi AMMDI secara nasional, jangan ujug-ujug menerbitan SK pergantian pengurus. Beberapa pengurus wilayah lain di Sumatera, Jawa, Kalimantan dan wilayah timur juga berpandangan sama, mereka kaget dengan pergantian komposisi PP AMMDI,” lanjut Juanda.
Juanda menggarisbawahi, sebenarnya secara periodesasi, AMMDI yang mengikuti induknya MDI, sudah 10 tahun tidak menggelar Muktamar. Juanda mengingatkan, Muktamar MDI digelar terakhir pada tahun 2011 lalu.
“Patutnya DPP MDI fokus saja mempersiapkan Muktamar MDI yang sudah sangat terlambat. Biarlah pergantian pengurus angkatan muda dilakukan setelah Muktamar saja,” saran Juanda. (BB-SSL)