Soal Reuni 212, Prabowo Marah Kepada Media Massa
BERITABETA, Jakarta – Calon Presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto melontarkan omelan pedas kepada jurnalis dan media. Kemarahan Prabowo tersebut salah satunya lantaran pemberitaan sejumlah media terkait jumlah massa yang hadir pada Minggu (2/12/2018).
Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN), Andre Rosiade mengatakan, omelan itu semata-mata untuk menyalurkan aspirasi yang dia terima.
“Prabowo tidak mengomeli media, itu hanya menyampaikan kegalauan, aspirasi masyarakat kepada Pak Prabowo,” kata Andre seperti dikutip Republika.co.id, Rabu (5/12/2018) malam.
Menurut Andre, sejumlah aspirasi yang diterima, beberapa menyebutkan bahwa media saat ini seakan tidak mau memberitakan Reuni 212 sesuai kondisi nyata di lapangan. Baik dari sisi jumlah massa, maupun kondusifitas saat berlangsungnya gelaran tersebut. “Nah, rasa gundah gulana itu yang disampaikan,” tuturnya.
Politikus Partai Gerindra itu pun memastikan, kemarahan yang ditunjukkan Prabowo tersebut bukan untuk mengambil simpati agar massa Reuni 212 memilih dirinya. Dengan penyampaian aspirasi itu, kata Andre, Prabowo merasa lega karena sudah membantu menyuarakan suara masyarakat.
Seperti diketahui, dalam peringatan Hari Disabilitas Internasional di Hotel Sahid, Jakarta, Rabu siang. Pada kesempatan tersebut, Prabowo mengatakan bahwa hampir semua media tidak mau meliput. Di satu sisi, dari 11 juta yang diyakini hadir, berbagai media menyatakan hanya belasan ribu orang.
“Saya kira yang seperti ini (11 juta orang berkumpul) belum pernah terjadi . Hebatnya, media-media kondang yang bertanggung jawab membela demokrasi, (mereka) memanipulasi demokrasi,” kata Prabowo.
Prabowo juga mengaku tidak lagi percaya dengan media mainstream. Bahkan Prabowo mengaku membaca koran hanya untuk melihat kebohongan demi kebohongan apa yang dicetak setiap harinya. Pada kesempatan yang sama, Prabowo pun menyebut bahwa jurnalis merupakan antek-antek orang yang ingin menghancurkan Indonesia.
Namun, Andre kembali menegaskan bahwa seluruh yang dikatakan Ketua Umum Partai Gerindra itu semata-mata sebatas kritik. Ia menambahkan, jurnalis merupakan ujung tombak informasi di Indonesia. Jurnalis yang baik dan independen bisa mempersatukan NKRI. Sebaliknya, jurnalis yang kurang baik bisa merusak keutuhan NKRI.
AJI Menjawab
Menjawab kemarahan Prabowo, Ketua Aliansi Jurnalis Independen Abdul Manan menjawab poin-poin protes calon presiden Prabowo Subianto terhadap media dan wartawan ihwal pemberitaan Reuni 212.
Ihwal besarnya massa, Manan mengatakan memang belum ada metode perhitungan yang bisa memastikan jumlah orang yang hadir. Selagi cara itu belum ada, menurut Manan, penilaian pun menjadi terbuka. Publik akan menilai mana yang lebih dapat dipercaya antara klaim Prabowo dan pemberitaan media.
“Biar publik saja yang menilai apakah klaim Prabowo yang lebih benar, atau justru reportase media yang lebih akurat,” kata seperti dikutip Tempo, Rabu malam, 5 Desember 2018.
Manan melanjutkan, setiap redaksi media massa memiliki pertimbangan sendiri untuk memberitakan atau tidak memberitakan sesuatu. Prabowo, kata dia, mestinya berbesar hati dan bersikap negarawan menghadapi pemberitaan itu.
Manan juga berpendapat, protes Prabowo terhadap pemberitaan media massa ihwal reuni itu bisa dipertanyakan balik. Sebab, Prabowo hadir hanya sebagai tamu undangan.
“Lagipula apakah reuni targetnya untuk diberitakan media? Jadi tujuan reuni itu apa? Itu jadi pertanyaan kalau dia mau meributkan. Dia mau kampanye atau reuni,” ucap Manan.
Manan melanjutkan, Prabowo semestinya biasa saja dalam merespons pemberitaan yang tidak sesuai harapannya itu. Sebagai calon presiden, menurut Manan, Prabowo harus proporsional dan tidak antikritik. Sebab, jika menang, Prabowo akan berhadapan dengan lebih banyak gagasan, aspirasi, dan kepentingan dari pelbagai kelompok.
Manan juga mengatakan protes dari Prabowo tak perlu ditanggapi berlebihan. Menurut dia, protes itu lumrah sebagai bagian dari kebebasan berekspresi dan berpendapat.
“Itu kan pernyataan mengungkapkan kekecewaan kepada media karena tidak memberitakan peristiwa Reuni 212 sesuai keinginan dia. Kalau ada orang kecewa terhadap media itu lumrah saja,” kata Manan. (BB-DIO)