Terlepas wabah Covid-19 yang terjadi saat ini, kota Ambon sepertinya bukan baru pertama kali dilanda wabah sekelas Covid-19 ini. Dalam beberapa literatur telah mencatat, kota yang dulu dikenal dengan Nusa Aponno ini, ratusan tahun silam pernah dilanda wabah serupa.
Pembentukan Embarkasi Antara di Ambon sementara ini masih menunggu finalisasi dari Menteri Agama. Sementara untuk sarana pendukung lainnya di tahun 2021 telah dialokasikan dari Kementrian Agama sekitar Rp30 miliar untuk membangun satu gedung berlantai tiga.
Caroline Riady, Deputy President Director Siloam Hospitals Group mengatakan, pihaknya menyadari sungguh bahwa pengendalian kasus virus corona atau Covid-19 tidak bisa hanya terpusat di kawasan perkotaan, tapi juga daerah.
Menyikapi hal itu, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Malulu kembali buka suara. Mereka mendesak agar anggota legislatif (Aleg) Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI asal Maluku, memperjuangkannya.
Kegiatan itu, yang dilakukan pada hari pertama PSBB Transisi di Kota Ambon, juga menyasar tenaga medis, jurnalis, ormas dan beberapa mahasiswa yang tergabung dalam wadah Oil and Gas Club, sebagai bentuk dukungan dan kepedulian
Dua negeri tersebut yakni Amahusu Kecamatan Nusaniwe dan Kelurahan Batugajah Kecamatan Sirimau. Ihwal itu lantaran resiko penyebaran (RO) masih berkisar 1,7 dan 1,9 atau belum dibatas aman.
Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) dr. Johanis Leimena yang beralamat di Wailela, Kecamatan Teluk Ambon, Kota Ambon, dijadwalkan mulai dibuka tanggal 26 Mei 2020 untuk melayani pasien Covid-19 di Maluku. Rencana juga disertai dengan kesiapan sebanyak 120 tenaga kesehatan.
PDP berinisial LS ini dirawat di rumah sakit sejak Minggu (03/5/2020) dengan gejala klinis sesak nafas. Dia kemudian menjalani rapid test dan dinyatakan reaktif. Namun, kasusnya serupa dengan pasien yang meninggal sebelumnya. Hasil swabnya pasien ini belum keluar.
Prof. dr. JA Latumeten, begitu ia dipanggil oleh rekan-rekan seperjuangannya, merupakan ahli jiwa generasi pertama. Tak banyak yang bisa diketahui tentang masa kecil pria kelahiran Ambon tahun 1888 itu kecuali dari keluarganya yang merupakan keluarga nelayan.
Aplikasi ini menjadi solusi untuk memaksimalkan pelayanan publik terkait administrasi yang selama ini dikeluhkan warga, karena proses pengurusannya yang dilakukan secara manual.