![](/storage/img/2024/06/00ec0f33-7b64-4bbd-898c-06b612c6235e.jpeg)
Koramil Bula Bakti Sosial di Kawasan Pantai Gumumae
Komando Rayon Militer (Koramil) 1502-06/Bula menggelar bakti sosial di kawasan Pantai Gumumae, Kecamatan Bula, Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT).
Komando Rayon Militer (Koramil) 1502-06/Bula menggelar bakti sosial di kawasan Pantai Gumumae, Kecamatan Bula, Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT).
Perusahaan Listrik Negara (PLN) Unit Layanan Pelanggan (ULP) Bula, Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT) melakukan bakti sosial di pantai wisata Gumumae, Desa Sesar, Kecamatan Bula pada Jumat kemarin.
Badan Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah [BPPKAD] Kabupaten Seram Bagian Timur [SBT] akhirnya mengambil alih penyediaan karcis masuk Pantai Wisata Gumumae, Desa Sesar, Kecamatan Bula.
Sebanyak 40 kresek sampah plastik berhasil dipungut di Pantai Wisata Gumumae, Desa Sesar, Kecamatan Bula, Kabupaten Seram Bagian Timur [SBT] oleh Komunitas Anak Wanu Peduli Sampah [Kawanusa].
Manfaatkan waktu libur tahun baru 2022, ribuan orang di Kota Bula, Kecamatan Bula, Kabupaten Seram Bagian Timur [SBT], Maluku mengunjungi pantai wisata Gumumae Desa Sesar
Proyek pembangunan talud penahan ombak di pantai wisata Gumumae, Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT) tuntas sudah pekerjaannya. Waktu pemeliharaan pekerjaan proyek bernilai Rp 1,4 milir yang bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) 2020 itu pun sudah usai sejak Juni 2021.
berulangkali dibangun hingga menelan anggaran Rp.1,4 miliar, sialnya talud itu empat kali ambruk
Ditengarai praktik “kotor” terjadi dalam pekerjaan proyek ini. Faktanya, pekerjaan belum sampai setahun, fiosik bangunan (talud) di Pantai Gumumae itu sudah empat kali mengalami kerusakan.
Dari data yang dihimpun menyebutkan, proyek dengan nilai Rp 1,4 miliyar itu diketahui sudah berulang kali diperbaiki karena terus mengalami kerusakan, namun kali ini kerusakan terpantau cukup parah.
Ambruknya proyek pembangunan talud di Pantai Gumumae, Kota Bula, Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT) terus menjadi buah bibir publik setempat. Banyak pihak menilai proyek ini dikerjakan asalan, karena konstruksinya yang tidak memadai. Ada juga yang menilai perencanaan yang kurang matang.