Selama 37 tahun masyarakat di wilayah Seram Utara tidak menikmati pasokan listrik dari PT. PLN (Persero) dengan maksimal. Kondisi ini membuat warga di wilayah Pulau Seram itu meminta perhatian pihak PLN untuk memaksimalkan pasokan listrik selama 24 jam.
Sebanyak 38 Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) berbasis solar di Maluku dan Maluku Utara (Malut) akan diganti menjadi menjadi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) yang ramah lingkungan.
Anggota Komisi VII, DPR RI Dapil Maluku, Mercy Chriesty Barends berjanji akan membawa masalah kelistrikan di Maluku, khususnya di Pulau Seram yang meliputi tiga kabupaten untuk dibicarakan secara intens dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) RI dan PT. PLN (Persero) Pusat.
Pembangunan Gedung Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) yang ditangani PT. PLN di Pulau Watubela, Kecamatan Wakate, Kabupaten Seram Bagian Timur hingga kini tak kunjung tuntas.
PLN tidak berkompromi dan akhirnya memutus aliran listrik untuk lampu jalan di kawasan itu. Ironisnya, tunggakan listrik itu sudah 7 bulan dengan jumlah tunggakan sebanyak Rp. 127.103.130.
PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) kembali menyampaikan kabar gembira kepada pelanggan di Tanah Air. Kabar gembira ini ditujukkan kepada Pelanggan listrik 900 dan 1.300 VA Nonsubsidi. PLN akan memberikan diskon dengan jumlah yang telah ditetapkan.
Anggota Komisi VII DPR RI Dapil Maluku, Saadiah Uluputty, ST meminta kepada PT.Perusahaan Listrik Negara (PLN) untuk memberi perhatian serius terhadap penyelesaian proyek Pembangkit Listrik Tenaga Minyak dan Gas (PLTMG) di Namlea, Kabupaten Buru, Provinsi Maluku.
Ratusan warga yang tergabung dalam Pergerakan Pemuda Seram Utara, menggelar ujuk rasa di Kantor PLN Ranting Wahai, Rabu (23/2019). Mereka meminta PT. PLN Cabang Masohi memaksimalkan penerangan listrik di Kecamatan Seram Utara Wahai, Kabupaten Maluku Tengah (Malteng), Maluku.
PLN Cabang Masohi, Kabupaten Maluku Tengah (Malteng) memastikan akan memperjuangkan pelayanan listrik di Kota Wahai, Kecamatan Seram Utara.