BERITABETA.COM, Bula —Pembangunan Gedung Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) yang ditangani PT. PLN di Pulau Watubela, Kecamatan Wakate, Kabupaten Seram Bagian Timur hingga kini tak kunjung tuntas.

Proyek miliaran rupiah ini mangkrak. Setelah pekerjaannya dihetikan sejak tahun 2018 silam. Padahal, proyek ini menjadi salah satu bagian dari program “35.000 Mega Watt Listrik untuk Indonesia” yang dicanangkan Presiden Joko Widodo.

Lewat program ini, Presiden Jokowi  menghendaki pemerintah untuk menciptakan kemandirian energi dengan memanfaatkan secara optimal sumber-sumber energi terbarukan pada wilayah tertinggal terdepan dan terluar (3T).

Sayangnya, harapan masyarakat di Pulau Watubela untuk menikmati listrik dengan program itu tak kunjung datang. Proyek PLTD itu hanya menyisahkan gedung mangkrak yang dibangun dengan anggaran miliaran rupiah yang bersumber dari APBN.

“Saat ini masyarakat di Watubela hidup tanpa penerangan. Warga di tiga desa masing-masing desa Lahema, Desa Effa dan Desa Ilili, hidup tanpa penerangan, sejak negara ini meredeka,” ungkap Fazri Keltubuk, salah seorang pemuda.

Menurutnya, lebih dari 800 Kepala Keluarga, hingga kini hanya menggunakan lampu teplok atau pelita. Mereka hanya bisa menikmati penerangan secukupnya. Dengan asap hitam pekat yang mengepul pada malam hari.

“Kami masyarakat Watubela menaruh harapan besar pada pihak PLN, ketika PLN mulai membangun PLTD di Watubela. Ada dua paket proyek milik PLN di tahun 2018. Yaitu Pembangkit Listrik Tenaga Diesil yang saat ini lagi mangkrak dan pembangunan jaringan Pembangunan jaringan untuk memasok listrik ke rumah-rumah warga kini sudah mencapai 98%,” cetusnya

Ia menjelaskan, masyarakat Watubela juga sudah menyiapkan meteran lampu di setiap rumah. Yang pemasangannya dibiaya oleh Pemerintah Desa yang diambil dari Dana Desa. Kini jaringan sudah ada, meteran sudah ada, namun PLN tak kunjung membangkitkan PLTD.

“Harapan kami cukup besar. Untuk pertama kalinya kami bisa menikmati aliran listrik dari perusahaan milik negara itu. Sayang, sudah dua tahun PLN mengabaikan harapan kami. Kami mengeluh dan Marah, tapi tak di dengar PLN,” kata Keltubuk kesal

Ketua Ikatan Masyarakat Nelayan Maluku ini mengungkapkan, kekesalan terhadap pihak PLN Wilayah Maluku – Maluku Utara. Dia menilai pihak PLN sangat apatis terhadap pembangunan proyek yang mangkrak itu.

“Pemerintah Kabupaten SBT juga kelihatannya tidak peduli pada masalah ini karena tak ada usaha dari pihak pemerintah daerah, tak ada komunikasi untuk memberikan kepastian. Upaya hanya dilakukan warga yang ingin keluar dari keterisolasian. Ketertinggalan, juga kemiskinan,” tutup Keltubuk (BB-AZ)