BERITABETA.COM, Masohi – Hari Ulang Tahun (HUT) Kota Masohi ke – 63 yang berlangsung setiap tanggal 3 November, tahun ini  tetap diperingati oleh Pemerintah Kabupaten Maluku Tengah (Malteng).

Upacara peringatan HUT Kota Masohi kali ini diperingati secara sederhana berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya dan dipusatkan di aula pandopo Bupati,  Selasa (3/11/2020).

Peringatan HUT Kota Masohi diperingati tanpa kemeriahan dan euforua mengingat kondisi negara termasuk Kabupaten Maluku Tengah dalam situasi pandemi Covid-19.

Bupati Malteng, Tuasikal Abua, dalam sambutannya  mengatakan di usia yang ke-63, Kota Masohi telah menunjukkan jati dirinya sebagai kota yang aman, damai dan layak diperhitungkan pada tingkat Propinsi maupun kancah nasional.

Hal ini jelas terlihat dari berbagai pencapaian Pemerintah Kabupaten Maluku Tengah yang berhasil memperoleh apresiasi dan penghargaan dari pemerintah pusat dan pemerintah Propinsi Maluku dalam berbagai bidang.

“Berbagai perubahan dan keberhasilan pembangunan yang telah dilakukan oleh Pemerintah Daerah baik dalam kota Masohi maupun Maluku Tengah secara menyeluruh, semuanya mencerminkan eksistensi harkat dan martabat, semangat serta tekad kita sebagai warga masyarakat dalam membangun Kota dan daerah ini menjadi lebih maju,”ungkap Tuasikal.

Bupati mengajak semua pihak untuk selalu bekerja sama, bergandeng tangan dan bahu membahu serta terus mengembangkan semangat kebersamaan dalam pembangunan.

Terutama, kata Bupati, selalu melayani masyarakat dengan tulus dan ikhlas sesuai dengan tugas dan tanggung jawab yang diamanahkan demi mewujudkan “Maluku Tengah yang lebih maju. Sejahtera dan berkeadilan dalam semangat hidup orang basudara.”

Sebagai tanda persiapan pelaksanaan HUT Kota Masohi ke 63, Bupati Maluku Tengah, Tuasikal Abua dalam kesempatan itu  juga melakukan upacara penyerahan Pataka Pamahnunusa, kepada Ketua Latupati Maluku Tengah. Selanjutnya, pataka diserahkan Ketua Latupati kepada Upulatu Amahai dan diteruskan kepada tua adat negeri Amahai.

Diakatakan, momentum penyerahan Pataka Pamahanunusa bukan hanya sebagai prosesi seremonial dan kultural tentang sejarah lahirnya Kota Masohi, tetapi harus dimaknai secara lebih luas dan mendalam tentang pesan moral, kultural dan historis.

Menurut Bupati,  pesan moralnya bermakna tentang kearifan, kebesaran jiwa, semangat persatuan dan kesatuan, serta nilai-nilai perjuangan, pengabdian, dan kegotongroyongan para pendahulu.

“Ini tandanya kita telah berkarya dan berkorban bagi kemajuan dan kebersamaan kita sebagai sebuah daerah dan masyarakat yang majemuk. Olehnya itu, sebagai masyarakat Maluku Tengah kita semua dituntut untuk selalu mampu mempertahankan, melestarikan dan menumbuhkembangkan semangat gotong royong dalam membangun Kota Masohi,”urainya (BB-ES-FA)