Tentara Sudan Selatan Bakar Hidup-Hidup Warga Sipil
BERITABETA, Internasional – Laporan terbaru dari lembaga pemerhati HAM, Amnesty International, mengatakan pasukan militer Sudan Selatan, secara sistematis, telah memperkosa wanita, membunuh warga sipil, dan melakukan penjarahan skala besar.
Disebutkan pula ada warga sipil dibakar hidup-hidup, digantung di pepohonan dan dilindas dengan kendaraan lapis baja di daerah yang dikuasai oposisi di wilayah Negara Kesatuan.
Dikutip dari laman Independent, Rabu (19/09/18), laporan itu juga menyebut tentang tindakan keji ketika anak-anak dibunuh dengan cara diayunkan ke batang pohon secara berkali-kali.
Laporan ini didasarkan pada kesaksian sekitar 100 warga sipil yang melarikan diri dari tindak ofensif pasukan pemerintah dan milisi pemuda sekutu di Kabupaten Mayendit dan Leer, antara periode 21 April hingga awal Juli tahun ini.
Amnesty International telah menyerukan penyelidikan di Sudan Selatan, setelah mengidentifikasi empat orang yang dicurigai bertanggung jawab atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan menyusul serangan di Negara Kesatuan pada 2016.
Namun, pihak berwenang gagal menanggapi peringatan dan laporan terbaru PBB, yang menunjukkan beberapa dari yang dituduh oleh Amnesty International, mungkin juga terlibat dalam kekejaman yang dilakukan selama serangan beberapa tahun terakhir.
Joan Nyanyuki, Direktur Regional Amnesty International untuk Afrika Timur, mengatakan, “Faktor kunci dalam serangan brutal ini adalah kegagalan untuk membawa ke pengadilan mereka yang bertanggung jawab atas gelombang kekerasan sebelumnya, yang ditujukan pada warga sipil di wilayah tersebut.”
“Kota Lever dan Mayendit telah terpukul oleh kekerasan sejak lama, namun pemerintah Sudan Selatan seakan terus memberi kesempatan para tersangka untuk melakukan kekejaman baru. Hasilnya telah menjadi bencana bagi warga sipil,” kata Nyanyuki menjelaskan.
Laporan Amnesty International juga merinci bagaimana pasukan pemerintah dan sekutu menculik, terutama wanita dan anak gadis, lalu menahan mereka hingga beberapa minggu.
Mereka yang ditahan ini juga sering dipaksa untuk menjadi budak seks, dengan ancaman dibunuh jika menolak. (BB/AFP)