BERITABETA.COM, Ambon – Beberapa hari lalu tiga warga Negeri Haria, Kecamatan Saparua, Kabupaten Maluku Tengah harus meregang nyawa akibat mengkonsumsi ikan buntal. Para korban adalah Lenny Latuperissa (28) bersama kedua putrinya yang masih kecil, yakni Keisya Berhitu (5) dan Chrismen Berhitu (2).

Nyawa para korban tidak tertolong, akibat mengalami keracunan setelah mengkonsumsi ikan buntal atau fugu pada Selasa 5 Maret 2024.

Dikutip dari beberapa sumber oleh beritabeta.com menyebutkan hampir semua jenis ikan buntal mengandung racun  tetrodo (tetrodotoxin/TTX). Senyawa  ini membuat ikan buntal terasa tidak enak dan seringkali mematikan bagi ikan.

Racun ini terdapat pada bagian hati, gonad atau organ reproduksi, usus dan kulit.

Keberadaan racun  tetrodo (tetrodotoxin/TTX) pada ikan buntal diduga berasal dari makanan yang mereka konsumsi seperti alga, ubur-ubur, spons dan makanan lain yang beracun.

Hal ini juga dikaitkan dengan musim reproduksinya karena pada saat musim reproduksi makanan yang dikonsumsi digunakan untuk sumber energi dan meningkatkan hormon reproduksi sehingga beracun.

Racun TTX ini dapat mematikan saluran sodium di sistem syaraf. Hasil analisis menunjukkan, kematian dapat terjadi pada asupan sebanyak 25 mg secara oral oleh manusia dengan asumsi berat badan 75 kg.

Gejala keracunan dapat terlihat 15 menit usai terkonsumsi dengan toksisitas mencapai 20 hingga 1.200 kali sianida.

Gejalanya mulai dari gatal di bibir, lidah, sakit kepala, mual, diare atau muntah, kesulitan berjalan, kelumpuhan hingga kematian.

Racun yang terdapat dalam satu ikan buntal dapat membunuh hingga 30 manusia dewasa. Hingga saat ini belum ditemukan obat penawar bagi menangani keracunan ikan buntal.

Senyawa racun ini memeiliki kemampuan mematikan yang luar biasa, bahkan 1.200 kali lebih dahsyat dari daripada racun sianida.