Ditinjau dari aspek geografis, kata Jusuf, daerah-daerah di Indonesia memiliki dua karakter, yaitu daerah dengan ciri daratan, dan daerah dengan ciri kepulauan.

Dengan latar fisik geografis kepulauan, warga mengalami kesulitan untuk mendapatkan layanan publik yang optimal.

Sementara itu, Prof. Charlotha Irenny mengangkat tema 'Ekosistem padang lamun, kondisi, kontribusi bagi lingkungan dan manusia, keterancamannya, serta strategi pengelolaan berkelanjutan" dalam pidato pengukuhannya.

Dijelaskan, lamun atau seagrass merupakan ekosistem yang sangat penting pada perairan khusus pesisir dan laut, serta menjadi salah satu ekosistem yang terpinggirkan.

"Padahal, seagrass ini mempunyai kontribusi yang cukup besar terhadap lingkungannya maupun kepada manusia," jelasnya.

Ia menuturkan latar belakang dirinya mengangkat tema ini adalah karena padang lamun merupakan ekosistem yang penting bagi produksi perikanan dunia baik organisme invertebrata dan vertebrata.

Sumber daya ini menyediakan habitat pemeliharaan (nursery gound) bagi 25 perikanan besar dunia, termasuk di dalamnya sejenis ikan cod (Gadus chalcogrammus).

Ikan ini meningkat pertumbuhan dan kelolosan hidup jika hidup di lingkungan lamun dan secara sengaja memilih habitat ini.

Pada tingkat global, perikanan yang berasosiasi dengan lamun mencakup perikanan yang bersifat subsisten, perikanan komersial, dan bersifat rekreasi, menargetkan apa saja yang bisa menjadi sumber makanan dan dijual (*)

Sumber : antara