BERITABETA.COM – Kabar gembira datang dari Italia dan Belanda. Di Italia peneliti di negara Pizza itu mengkalim telah menemukan vaksin pembunuh Virus Corona (Covid-19).

Hal serupa juga terjadi di Belanda. Di Negara Kincir Angin ini, ilmuwan disana menglaim telah menemukan antibody yang bisa menghalangi perkembangan virus mematikan itu.

Para peneliti di Italia menyebutkan, vaksin yang mereka kembangkan mampu merangsang tubuh membentuk antibodi untuk melawan virus yang telah menjadi pandemi dan memakan korban jiwa hingga ratusan ribu orang ini.

Penelitian ini sendiri dilakukan para peneliti di Takis Biotech yang berbasis di Kota Roma. Dan menurut Chief Executive Takis Biotech, Luigi Aurisicchio, vaksin ini akan segera diujicobakan pada manusia dalam waktu dekat ini.

“Ini menjadi fase paling penting dalam uji coba untuk sebuah kandidat vaksin yang dilakukan di Italia dan kami akan segera menguji coba pada manusia juga,” kata Aurisicchio kepada kantor berita ANSA, beberapa waktu lalu.

Aurisicchio mengatakan, untuk menemukan formula vaksin tersebut, timnya telah mengembangkan lima vaksin berbeda yang semuanya telah diujicobakan pada tikus di Spallazani Hospital, Roma. Hingga ditemukan dua yang terbaik.

Dan yang tak kalah penting, dari dua tipe vaksin yang paling mumpuni tersebut telah didapat informasi awal bahwa tidak membahayakan kesehatan.

Antibody Virus Corona

Sedangkan di Belanda, para peneliti dari Utrecht University dan Erasmus Medical Centre di Belanda serta perusahaan Harbour BioMed (HBM) mengabarkan sudah menemukan antibody itu. Mereka menemukan cara potensial untuk menetralkan Covid-19

Diberitakan News.com Australia, yang dilihat Kamis (7/5/2020) tim meneliti sel manusia yang ditumbuhkan di laboratorium. Harapannya hasilnya akan sama pada pasien.

Terobosan ini menjadi kabar baik di tengah upaya mencari vaksin untuk virus yang sudah menularkan 3,8 juta orang dan membunuh 265 ribu orang ini.

Profesor Berend-Jan Bosch yang memimpin penelitian mengatakan antibodi ini menyerang protein mahkota pada tubuh virus Corona. Mahkota berduri ini yang menempel pada sel manusia dan lalu memasukkan materi genetik untuk berkembang biak di tubuh inangnya.

“Antibodi yang menetralkan punya potensi membalik arah infeksi pada tubuh pasien, mendukung pembersihan virus atau melindungi orang yang belum tertular dari virus ini,” kata Bosch.

Antibodi ini mengikat pada enzim yang disebut ACE2 yang diidentifikasi sebagai reseptor COVID-19 ketika menyerang tubuh manusia.

Antibodi monoklonal sudah berhasil menetralkan SARS-CoV-2 dalam percobaan pada tikus. Antibodi yang disebut 47D11 menghancurkan SARS-CoV dan SARS-CoV-2.

Hasil riset ini sudah dipublikasikan di Nature Communications. Tim ini ternyata sudah meneliti virus corona hampir 20 tahun sejak wabah virus SARS.

“Penemuan ini jadi dasar yang kuat untuk riset lanjutan untuk melihat karakter antibodi ini dan memulai pengembangan sebagai pengobatan COVID-19,” kata Profesor Frank Grosveld dari Erasmus Medical Centre di Rotterdam.

Terapi ini lalu dikembangkan Harbour BioMed di Massachusetts yang dipimpin Dr Jingsong Wang. Dia mengatakan butuh riset lanjutan untuk menilai apakah bisa melindungi manusia dan mengurangi penyakitnya (BB-DIP)