BERITABETA.COM, Bula — Selama 6 tahun beroperasi secara mandiri atau tanpa bantuan pemerintah, Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan [STKIP] Hunimua Kabupaten Seram Bagian Timur [SBT] berhasil telurkan 47 Sarjana Strata Satu [S1].

Ketua Yayasan Ita Wotu Nusa STKIP Hunimua, Muhamamad Djen Rumatumia dalam sambutannya pada acara yudisium dan penggelaran lulusan yang berlangsung di Kampus STKIP Hunimua Kota Bula, Jumat (04/03/2022).

Ia meminta kepada 47 yang hari ini menyelesaikan sidang skripsi dan yudisium itu agar menjunjung tinggi lembaga swasta itu.

Djen mengungkapakan, selama ini Kampus yang terletak di Negeri Administratif Sesar, Kecamatan Bula itu tidak sama sekali mendapat bantuan biaya dari Pemerintah.

"Semua bangunan, operasional semuanya dari hasil jeripayah saya sendiri. Dari usaha Hotel akhirnya saya bisa membagi sebagian untuk operasional sekolah ini," ungkap Muhammad Djen Rumatumia.

Mantan Kepala Madrasah Tsanawiyah [MTs] Negeri Geser itu membeberkan, STKIP Hunimua dibangun dengan berbagai tantangan yang sangat luar biasa. Bahkan tambah dia, akibat persaingan, dia hingga harus berurusan dengan penegak hukum.

Sembari meneteskan air mata, dia mengaku, 47 mahasiswa yang merupakan angkatan pertama yang hari ini melewati sidang skripsi itu pantasnya disanjung sebagai pahlanwan di kampus orange itu.

"Di masa-masa sulit dulu, sampai pada saat persaingan sekolah ini saya harus masuk penjara. Saya keluar penjara saya sudah anggap sekolah ini sudah mati, sudah tidak ada mahasiswa lagi. Ternyata angkatan pertama dan kedua mereka masih ada, disitu saya berkesempulan bahwa angkatan pertama dan kedua adalah pahlawan sekolah ini," bebernya.

Dia juga menegaskan, dengan digelarnya sidang skripsi dan yudisium tersebut sekaligus menjawab isu miring yang beredar di kalangan masyarakat tentang status kampus tersebut.

Untuk itu, pemilik Hotel Surya itu meminta kepada para calon wisudawan dan wisudawati untuk selalu mengingat lembaga tersebut, sekaligus mensosialisasikan dan merekrut mahasiswa baru untuk bergabung di STKIP Hunimua.

"Mudah-mudahan dengan wisuda yang akan digelar 19 Maret ini punya dampak positif kepada lembaga ini untuk mendapat kepercayaan masyarakat, bahwa sekolah ini bukan sekolah ilegal. Tapi sudah terbukti kita melaksanakan wisuda, itu berarti kita sudah terakreditasi," pungkasnya.

Sementara itu, Prof Josef Papilaya menilai, 90 persen mahasiswa STKIP Hunimua yang hari ini melakukan sidang skripsi itu sudah bisa menulis dengan baik. Hal tersebut tambah dia terlihat dari hasil skripsi yang ditulis.

"Itu menunjukkan bahwa mahasiswa STKIP ini tidak lain, sudah bisa berkualitas sebanding dengan teman-teman lain di kampus berbeda," ujarnya (*)

Pewarta : Azis Zubaedi