BERITABETA.COM,Namlea – Ibrahim Wael, salah seorang ahli waris pemilik lahan di kawasan Gunung Botak (GB), Kabupaten Buru,  menyatakan dukungannya kepada Gubernur Maluku,  Murad Ismail untuk menata kembali kawasan tambang GB, sehingga dapat dikelola dengan baik dan benar serta memberi kontribusi bagi daerah dan negara.

Dukungan ini disampakan dalam siaran persnya yang diterima redaksi beritabeta.com, Kamis malam (16/5/2019). Ibrahim mengungkapkan, karena berbagai kepentingan di tambang emas GB, maka tatanan adat ikut dipermainkan. Akibatnya, kata dia, hukum adat di Petuanan Kayeli menjadi lemah. Bahkan sedikit waktu, hukum negara juga melemah dalam persoalan tambang ilegal di GB.

Putera Raja Kayeli terdahulu Abbas Wael ini lebih jauh mengungkapkan, di tambang GB ini sebelumnya adalah dusun pohon kayu putih. Pemiliknya ada dan lahan itu punya para ahli waris, termasuk dirinya. Namun,  akui tokoh masyarakat Petuanan Kayeli ini, setelah di atas lahan kayu putih itu ada ditemukan emas, konon telah terjadi penyerobotan oleh kelompok masyarakat tertentu yang ditunggangi perusahan tertentu maupun para oknum berduit.

“Kini saya salah satu ahli waris dusun kayu putih yang dikenal dengan nama GB hanya nonton sambil senyum dan melihat tindakan yang tidak terpuji itu,”kata Ibrahim Wael.

Kapolda Maluku saat mengunjungi lokasi eks tambang emas Gunung Botak, Kabupaten Buru

“Banyak yang mengklaim tentang kepemilikan tapi tidak berdasar. Maka saya pribadi maupun semua waris yang berhak, sangat setuju dengan langkah-langkah pemerintah yang disikapi selama ini,”tambahkan dia.

Untuk itu, Ibrahim dan para ahli waris meminta kepada pemerintah dan Gubernur Maluku agar mengambil langkah tegas supaya semua otak kejahatan gunung botak harus bertangung jawab, terutama yang menyangkut dengan persoalan perusakan dan pencemaran lingkungan.

Ia atas nama ahli waris juga meminta kepada Gubernur Maluku, agar menyikapi masalah tambang di GB ini dengan baik, sehingga kelak dapat dikelola dengan baik pula. “Dikelola dengan baik, para ahli waris tidak dirugikan, dan juga harus ada pemasukan bagi daerah dan negara,”pungkas dia.

Kepada wartawan, Ibrahim Wael juga ikut menyebutkan, kalau ada pihak tertentu yang mau menggiring warga   untuk kembali menambang di GB.

Ia lalu mengungkap adanya skenario konspirasi di salah satu desa pada Kecamatan Teluk Kayeli. Namun konspirasi itu belum kesampaian karena tidak ada yang mau bertanggungjawab.

Ia mendukung kalau warga mau kembali ke sana, asalkan sudah ada izin resminya, sehingga warga nanti tidak disalahkan. “Warga agar jangan terprovokasi dan masuk ke GB tanpa izin, nanti dong (mereka) yang susah kalau sudah harus berhadapan dengan aparat dan hukum,” pesan Ibrahim Wael mengingatkan (BB-DUL)