Polres Pulau Buru Tetap Tegas, Tangkap PETI di Gunung Botak
BERITABETA.COM, Namlea – Polres Pulau Buru memastikan akan terus menunjukan taringnya dengan bertindak tegas melakukan penangkapan dan penegakan hukum terhadap Penambang Emas Tanpa Izin (PETI) di Gunung Botak.
Kapolres Pulau Buru, AKBP Ricky Purnama Kertapati usai memimpin operasi penertiban dan pembersihan di Gunung Botak, Selasa siang (27/7/2019) mengakui kalau masih ada saja aktifitas penambangan secara sembunyi sembunyi di Gunung Botak.
“Tidak kita pungkiri memang masih ada. Namun jumlahnya sudah sangat jauh berkurang,”beber Ricky.
Apa yang diakuinya itu juga ditemukan wartawan media ini dengan adanya sisa jejak aktifitas penambangan di Gunung Botak di batukapur dan alur Janda. Namun saat tim melakukan pembersihan di sana, dua oknum yang disebut terlibat PETI sistim tembak larut dan sistim karpet yang di kalangan penambang bernama Neti Latbual (Nurlatu) dan satunya lagi bernama Dhino tidak terlihat di sana.
Karyawannya dan peralatan pengolahan juga sudah mereka singkirkan sebelumnya.Yang tersisa hanya puluhan karpet yang terhampar di atas papan dan tidak sempat diangkat.
Sementara itu, Ricky Purnama Kertapati yang didampingi Wakapolres Kompol Backhrye Hehanussa dan Raja Petuanan Kayeli, Fandi Wael menegaskan, penertiban di Gunung Botak sudah dilakukan berulang kali.
“Kita tetap lakukan secara kontinyu dan berkelanjutan.Bukan hanya penertiban, tapi ada upaya penegakan hukum seperti adanya penangkapan terhadap pelaku PETI, Beberapa hari lalu juga kita sudah menangkap tiga pelaku pengolahan emas di tromol,”tanggap Ricky.
Kata Ricky, ketiga pelaku PETI asal Ternate itu bukan ditangkap langsung di GB. ‘Tapi mereka mengambil materialnya dari GB.Kemudian diolah di salah satu desa di seputaran GB,”papar Ricky.
Ricky menambahkan, tiga yang ditangkap terakhir ini dikenakan UU Pertambangan, termasuk di dalamnya pelanggaran penggunaan Merkuri. Ketiganya diancam hukuman di atas empat tahun penjara.
Dalam rangka penegakan hukum,lanjut Ricky sejak dari bukan Nopember tahun lalu, PETI yang ditangkap sudah 20-an orang lebih.
Mengomentari kehadirannya di Gunung Botak yang membawa ratusan personil kepolisian termasuk brimob, TNI AD, Satpol PP dan juga ratusan masyarakat adat, Ricky menjelaskan, hari ini dan esok mereka melakukan penertiban dalam hal pembersihan bekas aktifitas PETI di Gunung Botak.
“Pembersihan ini melibatkan elemen kepolisian Polres Pulau Buru, Brimob, TNI AD, Satpol PP, dan unsur masyarakat yang ada di sekitar Gunung Botak,”tambahnya .
Tujuan dari operasi Bhakti di GB selama dua hati ini bukan semata untuk memberikan efek kejut kepada PETI, melainkan pula dalam rangka mendukung kebijakan pemerintah untuk menghilangkan aktifitas PETI di Gunung Botak.
Selain penertiban dan pembersihan, sebelumnya telah dilakukan juga penanaman pohon dilakukan oleh Kapolda didampingi tokoh masyarakat serta forkopimda.
“Besar harapan kita kegiatan hari ini dan esok bukan hanya penertiban saja tapi juga pembersihan guna ditunjukan kepada pemerintah dan masyarakat luas, bahwa polri bersama TNI dan elemen masyarakat adat sudah bersama sama berkomitmen untuk menghilangkan aktifitas PETI,”papar Ricky.
“Tentunya dengan harapan penataan terhadap Gunung Botak ini dapat dilakukan dengan baik dan benar. Maupun secepatnya ada regulasi dari pemerintah soal penanganan Gunung Botak,” tambah Ricky.
Mengakhiri keterangannya, Ricky juga menegaskan, kalau pengamanan di GB tidak ada batas waktu. Selama belum turun regulasi dari pemerintah, maka tidak boleh ada aktifitas PETI.(BB-DUL)