BERITABETA.COM, Jakarta – Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta pihak Inpex untuk komit merealisasikan pembangunan Blok Masela sesuai dengan rencana pembangunan (PoD) yang disepakati. Selain itu, Inpex juga diminta memaksimalkan penggunaan tenaga kerja lokal.

Arahan Presiden Jokowi ini disampaikan Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto kepada  wartawan usai menggelar peretemuan dengan Presiden di Komplek Istana, Jakarta, Selasa (16/7/2019).

Dwi mengatakan, ada beberapa hal yang patut dijalankan oleh perusahaan asal Jepang tersebut pada saat menggarap proyek di lapangan abadi Masela.

“Beliau tekankan adalah agar local content dimaksimumkan. Kemudian penggunaan tenaga kerja setempat itu di-maximized. Jadi ada training untuk bisa meningkatkan kapabilitas tentu saja dari SDM setempat,” kata Dwi seperti dikutip detik.com.

Arahan Jokowi, kata Dwi usai Menteri ESDM Iganasius Jonan dan jajaran Direksi Inpex menyampaikan PoD yang telah disepakati dengan SKK Migas.

Setelah pertemuan itu, Dwi mengungkapkan Presiden Jokowi berharap Inpex menerapkan lokal content (produk lokal) dalam pembangunan Blok Masela.

Selain itu, memberdayakan tenaga kerja daerah setempat semaksimal mungkin. Bahkan sumber daya manusia (SDM) pun harus turut dikembangkan.

“Jadi pemanfaatan tenaga kerja daerah diharapkan bisa dioptimalkan,” ujarnya.

Dengan adanya kesepakatan PoD, lanjut Dwi, proyek pembangunan sudah on stream pada tahun 2027. “Targetkan 2027 sudah on stream. Jadi projeknya harus selesai terlaksana sampai 2026,” ungkap dia.

Dwi Soetjipto mengungkapkan Presiden Jokowi menyambut baik atas kesepakatan investasi besar di tanah air.

“Jadi presiden menyambut gembira atas kerja keras kedua pihak, negosiasi yang meskipun alot pada akhirnya kita hari ini bisa menyelesaikan Investasi yang sangat besar ini, yang sangat berarti buat Indonesia,” kata Dwi.

Potensi Blok Gas Raksasa Masela

Sebelumnya, SKK Migas mencatat, potensi ekonomi lanjutan di Blok Masela setelah 2055 masih tersisa setidaknya 3 – 4 Trillion cubic feet (Tcf).

Dwi Soetjipto menuturkan, dengan adanya potensi cadangan tersebut, jika nanti pengelolaan dialihkan ke Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) lain, masih dapat memanfaatkan cadangan migas yang ada.

“Apalagi kalau ditambah dengan penemuan baru, kan pengembangan masih bisa. Jadi sekarang saja, potensinya masih dua kali lipatnya Jembaran Tiung Biru,” katanya di Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (15/7/2019).

Selain bicara potensi keekonomian lanjutan, SKK Migas juga mempersilahkan investor yang tertarik untuk menyerap gas pipa yang diproduksi, misalnya PGN, sebagai pembeli gas pipa. Bagi calon investor yang tertarik menyerap gas pipa tersebut, dipersilahkan mengusulkan penggunaan kepada SKK Migas dan Kementerian ESDM.

Terkait ekspansi PGN, lanjut Dwi, peluang sub induk usaha migas nasional itu bergerak memperbesar pasokan gas ataupun kemungkinan mendukung investasi petrokimia.

“Lead-nya Inpex, ya itu nanti terserah Inpex. Kalau gas pipa kan untuk investor, misalnya siapa yang akan investasi petrokimia di situ, calon pengguna gas pipa itu akan mengusulkan penggunaan gas pipa,” tambahnya

Lebih lanjut, Dwi menyebutkan, dalam penandatangan revisi rencana pengembangan (POD) I Blok Masela, yang ditandatangani pada 5 Juli lalu, dicantumkan besaran biaya pengembangan sebesar US$ 19,8 miliar, kemudian insentif pajak, pembagian split, investment credit dan lainnya.

Dwi mengatakan dalam POD I Blok Masela juga dicantumkan mengenai skenario pendanaan yang akan dilaksanakan KKKS.

“Misalnya untuk proyek offshore-nya menggunakan dana mereka sendiri, sementara LNG menggunakan skema lain. Yang seperti itu kan punya dampak terhadap finansial mereka,” tandas Dwi.

Revisi POD Kelar, Ini Potensi Blok Gas Raksasa Masela Foto: Infografis/Mangkrak 20 Tahun, Ini Blok Masela Senilai Rp 288 T /Arie Pratama (BB-DCT)