Kepatuhan inilah, kata Saadiah, yang menjadi teladan bagi kita bahwa hamba Allah, harus mukhlisina lahu-din (ikhlas dalam beragama) betapa pun berat perintah itu kita harus menunaikannya.

Selain kepatuhan, lanjut Saadiah, hikmah yang bisa dipetik dari Nabi Ibrahim adalah keteguhannya pada kebenaran yang diyakininya, yakni kekuasaan Allah SWT. Bahwa prinsip kebenaran tidak bersifat populis berdasarkan banyaknya orang yang mendukung, tapi apa yang dituntunkan oleh Allah kemudian dijalankan dengan istiqamah.

Ia menambahkan, keberhasilan Nabi Ibrahim sebagai hamba Allah dilalui melalui serangkaian cobaan yang tidak mudah. Juga bahwa ujian yang diberikan oleh Allah pasti ada hikmahnya.

“Untuk itu, dalam ujian dan di masa-masa sulit pandemi Covid-19 ini, hendaklah mengambil pelajaran dan tauladan Nabi Ibrahim dan Ismail,” katanya.

Semangat berkurban menolong sesama korban terdampak pandemi Covid-19, disebut Saadiah, sebagai usaha untuk menyelamatkan kehidupan umat manusia pun termasuk dalam peneladanan Nabi Ibrahim.

“Dalam situasi seperti ini, kita perlu mengambil pelajaran agar kita menjadi hamba-hamba Allah yang patuh, mematuhi Allah dan Rasul-Nya,” tutup Saadiah, sembari menginatan kita untuk selalu menjalankan protokol kesehatan. (BB-RED)