BERITABETA.COM, Ambon – Anggota DPR RI Fraksi PKS Saadiah Uluputty kembali menjalankan niatnya berbagi dengan masyarakat di Maluku, sebagai wujud kepedulian terhadap sesama di masa pandemic Covid-19 ini.

Hal ini dilakukan saat momentum Hari Raya Idul Adha 1442 Hijriah dengan membangikan sebanyak  34 hewan qurban yang terdiri dari 4 ekor sapi dan 30 ekor kambing pada sejumlah masjid di 4 kabupaten/kota di Propinsi Maluku.

Pembagian hewan qurban ini, juga sebagai bagian dari Program Nasional Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Tebar 1.000.000 paket Qurban yang dibagikan di seluruh Indonesia.

Kepada beritabeta.com di Ambon, Selasa (20/7/2021) Saadiah menjelaskan,  secara khusus, Ketua Majelis Syura PKS Salim Segaf Al Jufri telah meminta kepada setiap kader, struktur dan Anggota Legislatif PKS untuk meringankan beban  rakyat saat masa-masa sulit seperti saat ini tebar paket qurban.

“Tentu seruan Ketua Majelis Syuro ini,  kami sambut dengan antusias. Maka di dapil Provinsi Maluku, bantuan hewan qurban berupa 4 ekor sapi dan 30 ekor kambing menjadi wujud peduli kepada masyarakat  yang terdampak covid. Kami tentu mendukung sukses tebar 1.000.000 paket Qurban,”  tandas Saadiah.

Dia mengatakan, momen Idul Adha di masa-masa sulit karena pandemic Covid-19 menghadi banyak hikmah penting. “Terutama, jika seseorang hendak mengambil apa makna ‘pengorbanan’ dan ‘berkorban, dalam konteks ibadah kurban,” ujarnya.

Menurut mantan anggota DPRD Maluku ini, ada dua (2) dimensi yang dapat diambil yaitu ketaqwaan dan ketaatan kepada Allah SWT, dengan menjalanakan perintah dan kecintaan kepada manusia dalam semangat berbagi, peduli dalam semangat cinta sesama terutama di masa pandemi Covid-19 ini.

“Ibroh dan Taulan Nabiullah Ibrahim dan Ismail, mencontohkan betapa pengorbanan itu betul-betul ‘“memaksa’ seseorang meninggalkan sesuatu yang berharga bagi dirinya, semata-mata untuk Allah SWT,” terangnya.

Jadi, pengorbanan, kata anggota Komisi IV DPR RI ini, adalah kembali pada hakikat penyerahan total segala sesuatu yang kita anggap berharga.

“Berkaitan dengan kepatuhan, Nabi Ibrahim menjadi hamba Allah yang senantiasa mematuhi secara ikhlas meskipun perintah itu sangat berat untuk menunaikannya,” ujarnya.

Kepatuhan inilah, kata Saadiah, yang menjadi teladan bagi kita bahwa hamba Allah, harus mukhlisina lahu-din (ikhlas dalam beragama) betapa pun berat perintah itu kita harus menunaikannya.

Selain kepatuhan, lanjut Saadiah, hikmah yang bisa dipetik dari Nabi Ibrahim adalah keteguhannya pada kebenaran yang diyakininya, yakni kekuasaan Allah SWT. Bahwa prinsip kebenaran tidak bersifat populis berdasarkan banyaknya orang yang mendukung, tapi apa yang dituntunkan oleh Allah kemudian dijalankan dengan istiqamah.

Ia menambahkan, keberhasilan Nabi Ibrahim sebagai hamba Allah dilalui melalui serangkaian cobaan yang tidak mudah. Juga bahwa ujian yang diberikan oleh Allah pasti ada hikmahnya.

“Untuk itu, dalam ujian dan di masa-masa sulit pandemi Covid-19 ini, hendaklah mengambil pelajaran dan tauladan Nabi Ibrahim dan Ismail,” katanya.

Semangat berkurban menolong sesama korban terdampak pandemi Covid-19, disebut Saadiah, sebagai usaha untuk menyelamatkan kehidupan umat manusia pun termasuk dalam peneladanan Nabi Ibrahim.

“Dalam situasi seperti ini, kita perlu mengambil pelajaran agar kita menjadi hamba-hamba Allah yang patuh, mematuhi Allah dan Rasul-Nya,” tutup Saadiah, sembari menginatan kita untuk selalu menjalankan protokol kesehatan. (BB-RED)