Anggota DPR RI Salurkan Bantuan 50 Ribu Bibit Kakao untuk Petani di Malteng
BERITABETA.COM, Ambon - Anggota DPR Ri Dapil Maluku, Saadiah Uluputty menyalurkan bantuan aspirasinya berupa 50 ribu bibit (anakan) kakao kepada sejumlah petani di Kabupaten Maluku Tengah (Malteng).
Bantuan ini merupakan aspirasi dari politisi PKS ini dan diperjuangkan pada tahun 2025 ketika masih bertugas di Komisi IV DPR RI komisi yang bermitra langsung dengan Kementerian Pertanian.
Program ini menjadi salah satu langkah strategis dalam memperkuat komoditas unggulan Maluku, sekaligus menjawab kebutuhan riil petani untuk meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan.
Tiga Kawasan Sentra Kakao
Adapun sebaran anakan kakao ini disebarkan ke Kecamatan Leihitu sebanyak 4.000 anakan, Kecamatan Seram Utara, 16.000 anakan, Kecamatan Seram Utara Timur - Kobi dan Seti 30.000 anakan.
Sebanyak 50.000 bibit ini kini telah berada di tangan kelompok-kelompok tani dan telah dikembangkan di lahan produktif.
Momentum distribusi anakan kakao ini dilakukan bertepatan dengan kenaikan harga kakao di pasar nasional dan global, di mana harga biji kakao melonjak signifikan sepanjang 2025.
Lonjakan harga ini menjadi peluang emas bagi petani Maluku untuk kembali menggairahkan kebun-kebun mereka yang sempat tidak produktif.
Saadiah Uluputty menegaskan bahwa penguatan komoditas lokal harus dilakukan dari hulu, yaitu dengan memperkuat benih unggulan agar petani memiliki basis produksi yang kuat.
“Cokelat adalah salah satu komoditas strategis Maluku. Kenaikan harga global harus kita manfaatkan untuk mengangkat kesejahteraan petani. Bibit yang kami perjuangkan ini saya harap mampu menambah produksi dan membuat Maluku bisa menjadi sentra kakao yang diperhitungkan,” ujar Saadiah.
Manfaat Berantai untuk Ekonomi Petani
Program ini diharapkan tidak hanya meningkatkan produktivitas kebun, tetapi juga membawa dampak ekonomi berantai bagi petani.
”Kita berharap produktivitas meningkat, pendapatan petani naik, terserapnya tenaga kerja lokal di kebun dan mendorong tumbuhnya UMKM berbasis kakao serta menggerakkan ekonomi desa dan kecamatan,”kata Uluputty.
Ia menambahkan, para petani penerima bantuan ini menjadi harapan baru di tengah upaya bangkit dari tantangan produksi beberapa tahun terakhir.
Dengan sinergi pemerintah daerah, kementerian, dan para petani, Saadiah berharap Maluku Tengah kembali menempati posisi strategis dalam peta produksi kakao nasional.
“Kesejahteraan petani adalah kesejahteraan Maluku. Dan setiap kebijakan yang kita dorong harus bermuara pada kemajuan mereka,” tegas Saadiah.
Selain mendorong peningkatan produksi di tingkat hulu, Saadiah juga menyoroti pentingnya hilirisasi kakao sebagai strategi jangka panjang untuk meningkatkan nilai tambah ekonomi bagi petani Maluku Tengah.
Menurutnya, komoditas kakao tidak boleh hanya berhenti pada penjualan biji, melainkan perlu diolah menjadi produk turunan seperti bubuk kakao, cokelat siap konsumsi, maupun produk UMKM lainnya yang memiliki nilai jual tinggi.
Dengan demikian, petani tidak hanya menikmati peningkatan hasil panen, tetapi juga memperoleh keuntungan yang lebih besar dari rantai industri pengolahan.
“Hilirisasi kakao adalah masa depan. Jika Maluku mampu mengolah kakao sendiri, maka kesejahteraan petani akan meningkat berkali-kali lipat,” ujar Saadiah (*)
Editor : Redaksi