BERITABETA.COM –  Keterwakilan perempuan di panggung politik masih menyisakan persoalan serius. Rendahnya keterwakilan politik perempuan ternyata tak hanya di eksekutif, namun juga legislatif.

Sebagai contoh, pada Pemilu 2014 lalu, dari total 560 kursi DPR, hanya menghasilkan 97 anggota DPR perempuan. Hal serupa juga terjadi pada Pemilu 2009, di mana jumlah perempuan di parlemen hanya mencapai 103 orang. Keterwakilan perempuan di wilayah legislatif ini bahkan mengalami degradasi, yakni dari posisi 18,2 persen (2009) menjadi 17,3 persen (2014).

Langkah politisi perempuan di Pemilu 2019 mendatang, sepertinya akan banyak membuahkan harapan. Banyak perempuan tangguh yang kini masuk ke ranah politik, untuk menepis  budaya patriarki, dengan  memperjuangkan keterwakilan perempuan.

Satu di antaranya adalah, Anneke Sjuultje Lesar. Perempuan kelahiran  Manado, 13 Juli 1972 ini tampil menjadi salah satu calon legislatif (caleg) dalam Pemilu 2019 tingkat DPR-RI, 17 April 2019 mendatang. Dia akan bertarung di daerah pemilihan (dapil) Jawa Barat I.

Kepada beritabeta.com via telepon selulernya, Rabu (20/2/2019) lulusan S2 yang berprofesi sebagai pengusaha swasta ini, banyak menuturkan kisah kariernya sebagai aktivis perempuan yang memperjuangkan emansipasi melalui Kumari Nusantara, sebuah organisasi perempuan di bawah Dewan Adat Sunda.

Anneke bahkan memiliki visi ingin menjadikan perempuan lebih berkarakter dan cerdas. Guna mewujudkan visi tersebut, Anneke berkomitmen jika terpilih di Pemilu 2019 mendatang dirinya ingin memperjuangkan beberapa program yang menjadi misi juangnya.

Antaranya, melakukan pelatihan menyeluruh (di segala bidang) terhadap perempuan-perempuan, swala kampung untuk keselarasan dan keserasia

Anneke Sjuultje Lesar, Caleg DPR-RI Partai Perindo Dapil, Jawa Barat I.

n sosil,   peningkatan fasilitas dan aktifitas olah raga dan seni budaya, melakukan bimbingan psikis dan hukum akibat penipuan dan pelecehan seksual terhadap perempuan,dan membekali dengan  ilmu beladiri.

“Pemberdayaan dan perlindungan bagi penyandang disabilitas, juga akan kita disasar melalui peningkatan kepedulian sosial dan profesionalisme relawan guna mendukung terwujudnya kesadaran pengabdian yang bertanggung jawab, sehinga mereka bisa berdiri dikaki sendiri di tengah normalitas,” tandas Anneke.

Kiprah perempuan dalam hidup, kata Anneke, hanyalah  ada dua peran yang harus dijalankan sebagai makhluk individual dan sosial. Kedua peran ini harus dijalankan secara seimbang.

Ketika setelah berumah tangga, dia memilih tetap berkarier diluar, maka harus memastikan semua berjalan on the track, dimana perannya sebagai istri dan ibu bagi anak-anaknya tidak terbengkalai.

Manjadi Caleg Perindo

Karekternya sebagai  pengusaha dan aktivis perempuan dinilai menjadi sebuah modal besar. Anneke yang memiliki banyak pelanggan dan relasi  saat menjalani usaha sebagai pemilik toko dan kafe di kota Bandung, akhirnya diajak bergabung dengan Partai Persatuan Indonesia (Perindo) dan dicalonkan sebagai caleg di dapil 1 Jabar.

Ditanyai tentang peluangnya, Anneke bahkan spontan mengaku sangat optimis, karena sudah bekerja dengan membangun jaringan yang luas.

“Kalau dulu banyak pelanggan dan mitra bisnis saya di kalangan menengah ke atas, saat ini saya berusaha untuk mesuk lagi ke segmen bawah. Dan semuanya berjalan lancar. Melalui Kemari, kami sudah banyak melakukan banyak hal dan itu nyata terjadi selama ini, “tandasnya.

Upaya membangun popularitas dan elektabilitas, juga dilakukan dengan berbagai macam cara, selain aktif sebagai Ketua Kemari Pusat, dengan menjalankan berbagai aktifitas menyentuh kalangan perempuan, anak dan adat,  Anneke juga membuka sebanyak 4 buah start up yang bergerak di bidang berbeda.

“Saya juga membangun start up seperti Grab yang saya berinama Roda Indonesia. Usaha ini saya bangun dengan obesesi untuk menyamai Grab, kerena bukan saja kendaraan roda empat dan dua tapi juga roda tiga. Jadi becak dan andong juga terdaftar dan memudahkan semua konsumennya,”kata Anneke.

Selian itu, juga ada star up yang menghimpun kalangan pedagang kecil. Mereka dihimpun dan diberi kemudahan melalui aplikasi yang disediakan. Intinya, semua hal positif yang bisa dilakukan dengan memanfaatkan jaringan yang ada akan menjadi prioritas utama.

“Saya juga sering berkunjung ke beberapa daerah. Seperti ada kasus rumah kumuh yang hampir roboh, saya temui pemiliknya dan saya laporkan ke Kemensos temuan saya, akhirnya dilakukan bedah rubah. Saat proseanya jalan ada kepala desa yang marah, kenapa saya tidak berkordinasi. Saya dengan lantang menayakan keberadaannya selama ini,” kenang Anneke.

Berbagai terobosan yang dilakukan sosok Anneke Sjuultje Lesar, kini banyak pihak menaruh perhatian kepada. Ia bahkan berjanji komitmenya untuk melihat berbagai macam problem ini akan terus dipertahankan.

“Kedepan bila saya terpilih program-program ini akan tetap berjalan dan saya akan tetap mengambil peran di level atas. Sebab semua yang saya lakukan sudah menjadi komitmen besar selama ini, dan lewat Partai Perindo, semua ini saya pastikan  tetap mantap kita jalankan,” tandasnya (BB-DIO)