Balada John Paul DeJoria, Dulu Gelandangan kini Jadi Miliarder
BERITABETA.COM – Jalan hidup seseorang tak bisa ditebak. Mungkin saja kondisi seseorang di masa lampau lebih buruk, tapi kemudian berubah drastis seiring usaha dan upaya keras yang dilakukan.
Seperti inilah yang dialami John Paul DeJoria. Ia adalah seorang pebisnis yang sukses menjadi miliarder di Amerika Serikat (AS).
DeJoria dibesarkan oleh ibunya di Los Angeles, Amerika Serikat (AS) sebelum akhirnya terpaksa masuk ke sistem pengasuhan (foster care) karena tak bisa lagi menafkahinya.
Dikutip dari Forbes, dalam dua waktu terpisah dalam hidupnya, DeJoria pernah menjadi tunawisma dan tinggal di mobilnya.
DeJoria memutuskan mengambil tantangan langsung di awal karirnya. Itu satu-satunya cara agar bisa membuat hidupnya lebih baik.
Ia melihat tantangan ekonomi sebagai peluang bekerja keras. Ketika tidak ada uang untuk makan, maka ia akan menjual kartu Natal. Ketika tidak bisa kuliah karena tak ada biaya, dia mulai menjual ensiklopedia.
DeJoria mengatakan ia tak pernah bergantung pada siapa pun.
"Jika Anda berharap makan siang gratis datang sendiri, Anda tidak akan pergi jauh dan Anda akan sangat bosan. Keluar dan lakukan sesuatu," ungkapnya.
Belajar dari pengalaman hidup yang keras, DeJoria menyarankan generasi muda untuk menerobos batasan, bangkit kembali setelah masa-masa sulit, dan temukan kesuksesan.
Kesuksesan DeJoria merupakan hasil perjuangannya sejak ia masih muda. Pada masa kecil. Pada saat umurnya sudah melebihi batas usia anak asuh, ia hidup sebagai gelandangan yang tak punya tempat tinggal untuk bernaung. DeJoria tak menyerah dengan keadaannya.
Ia bekerja apapun untuk bisa membeli makanan. Ia menjual kartu Natal, ensiklopedia, dan sebagainya.
Ketika ia berjualan ensiklopedia, ia kerap mengalami penolakan. Ia yang berjualan dari pintu ke pintu sering kali menghadapi penolakan secara langsung. Meski begitu, ia terus bekerja keras.
Kemudian, DeJoria pernah bekerja di perusahaan produsen produk perawatan rambut Redken dan Fermodyl Hair Care. Namun, kedua perusahaan memecatnya.
Dari sanalah ia mencoba mendirikan perusahaannya sendiri. Dengan mitranya Paul Mitchell dan modal sebesar US$ 700, ia mendirikan John Paul Mitchell Systems pada tahun 1980.
Meski hanya berjualan dari mulut ke mulut, produknya mulai dilirik masyarakat. Kemudian, hanya dalam dua tahun perusahaannya bernilai jutaan dolar. Bahkan, kini perusahaannya itu bernilai miliaran dolar.