BERITABETA.COM – Namanya tiba-tiba mencuat dan menjadi perhatian publik nasional. Bukan soal keberhasilannya terpilih menjadi bupati pada Pilkada Serentak 2020 silam.

Nama Orient P Riwu Kore menjadi sorotan lantaran terungkap status kewarganegaraanya sebagai WNA asal Amerika Serikat, setelah dia terpilih sebagai Bupati Kabupaten Sabu Raijua, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Kini nasibnya bakal tersandung, karena statusnya sebagai WNA Amerika Serikat akan menyudahi niat baiknya untuk membangun daerah asalnya itu.

Kepastian statusnya itu, menyusul Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Sabu Raijua menyebut Orient berkewarganegaraan Amerika Serikat. Hal ini dibuktikkan dengan surat yang dikirimkan Kedubes Amerika menjawab surat Bawaslu Sabu Raijua Nomor:136/K.Bawaslu-SR/HK.00.02/IX/2020.

Dalam surat balasan itu, Kedubes Amerika menyebut Orient P. Riwu Kore adalah benar sebagai Warga Negara Amerika Serikat.

Namun, KPU Sabu Raijua mengatakan bahwa Orient adalah WNI. Hal itu dibuktikan dengan KTP yang sudah diverifikasi ke Disdukcapil Kupang.

Sikap KPU ini juga diakui,  Dirjen Dukcapil Kemendagri Zudan Arif Fakrulloh kepada kompas TV.

Zudan mengakui bahwa Orient Riwu Kore memiliki kewarganegaraan ganda, yakni Indonesia dan AS. Dia lantas membeberkan riwayat data kependudukan Orient.

Menurut Zudan, Orient terdata dalam database kependudukan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) sejak sistem Sindu (Sistem Informasi Manajemen Kependudukan) Tahun 1997.

“Yang bersangkutan tercatat memiliki NIK DKI dengan kepala 095. Terdata sebagai WNI dan tinggal di Tanjung Priok, Jakarta Utara,” kata Zudan dalam video yang ditayangkan Kompas.tv, Rabu (3/2/2021).

Selanjutnya pada 2011, database kependudukan memberlakukan SIAK (sistem informasi administrasi kependudukan).

Saat itu Dukcapil kementerian dalam negeri melakukan konversi NIK Daerah menjadi NIK Nasional untuk program KTP Eleketronik. Dari kepala 095 dikonversi menjadi kepala 31, artinya tetap NIK DKI Jakarta.

Namun,  Orient P. Riwu Kore kepada awak media di Kupang menampik tudingan memiliki status ganda kewarganegaan itu. Ia dengan tegas menyatakan itu kepada media, usai bertemu dengan Kapolda NTT Irjen Pol. Lotharia Latif dan Ketua KPU NTT Thomas Dohu, Jumat (5/2/2021).

Dikutip dari Zonalinews.com colon Bupati Sabu Raijua terpilih itu mengatakan dirinya adalah orang asli indonesia.

Orient juga mengatakan bahwa ia maju mendaftar menjadi Bupati Sabu Raijua karena ingin mewujudkan amanat orang tuanya untuk membangun sabu raijua.

”Saya warga negara Indonesia, dan saya mencalonkan diri sebagai bupati sabu karena mengikuti amanat orang tua saya,”ujarnya.

Saat awak media bertanya apakah apakah dia WN Amerika atau mempunyai Dwi kewarganegaraan, Orient membantah hal tersebut

“Saya bukan WNA, saya warga negara Indonesia,” katanya sambil berlalu menaiki mobilnya.

Sementara itu Kapolda NTT Irjen Pol. Lotharia Latif yang dikonfirmasi wartawan terkait pertemuannya dengan Orient, memberikan jawaban bahwa pertemuan tersebut hanya membahas soal keamanan pilkada di wilayah Sabu Raijua.

Orient ditetapkan sebagai pemenang Pilkada 2020 di sebuah kabupaten Sabu Raijua. Kemenangannya dipastikan oleh KPU Kabupaten Sabu Raijua setelah menggelar rapat pleno pada 23 Januari lalu.

Ia didukung oleh tiga partai besar—PDIP, Partai Demokrat, dan Partai Gerindra—dan dana kampanye Rp280 juta, Orient dan Thobias mendapat 21.359 suara atau setara 48,3 persen dari total suara yang masuk.

Ia mengalahkan dua pasangan lainnya. Dua politikus senior dari PDIP dan Partai Demokrat, Herman Hery dan Benny K. Harman, menjadi tim kampanye.

Lalu siapa Orient P. Riwu Kore?

Ternyata dari penuturan sejumlah sumber,  Orient bukan orang biasa. Dia merupakan pria asal NTT yang sukses di Negeri Paman Sam dan memiliki harta yang cukup fantastic.

Berdasarkan data LHKPN, Orient memiliki harta senilai Rp33 miliar. Orient punya tiga sertifikat tanah dan bangunan di Alabama dan California, Amerika Serikat, dengan harga sekitar Rp7,5 miliar, Rp11,2 miliar, dan Rp12,9 miliar. Luas tanah dan bangunan di Amerika Serikat itu jauh melebihi tanah dan bangunan yang ia miliki di Kupang.

Dalam informasi yang dilampirkan ke KPU, Orient mengaku menghabiskan masa kecil hingga bangku perkuliahannya di Indonesia.

Ia adalah sarjana Ilmu Administrasi Niaga, Universitas Nusa Cendana. Saat mahasiswa, dia aktif sebagai anggota Resimen Mahasiswa (Menwa) dan Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI).

Mulai dari 1984 hingga 1992, ia bekerja di Indonesia, dan mulai merantau dan bekerja di Amerika Serikat pada 1994.

Ia bekerja di Los Angeles Telecomunication sebagai Manager Keuangan hingga 2001, kemudian berpindah ke Weave Communication sebagai Operation Manager hingga 2004. Jabatan terakhirnya adalah Direktur Operation di Digital Communication Group hingga 2007 (BB-DIP)