Belum Ada Obat untuk Anti-virus Corona, China Pakai Obat HIV
BERITABETA.COM – Mewabahnya Virus Corona di China dan sejumlah negara, belum dapat dikendalikan dengan maksimal, menyusul belum adanya obat khusus untuk mengendalikan virus mamatikan itu.
Otoritas kesehatan di China bahkan menggunakan obat HIV AbbVie inc untuk mengobati Pneumonia berat yang disebabkan oleh virus corona baru. Obat itu digunakan sementara hingga para peneliti di seluruh dunia menemukan penyembuh penyakit itu.
Dilansir dari Gulfnews, Minggu (26/1/2020), Komisi Kesehatan Nasional China (NHC) Cabang Beijing mengatakan, kombinasi dari lopinavir dan ritonavir, yang merupakan obat HIV, adalah obat paling efektif diberikan pada pasien yang terinfeksi saat ini.
Sementara Ketua Dewan Pertimbangan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Prof Zubairi Djoerban mengatakan hingga saat ini belum ada obat yang menjadi antivirus corona yang sedang melanda beberapa negara.
“Belum ada obat antivirusnya,” kata dia di Jakarta, Jumat (21/1/2020).
Ia mengatakan masyarakat yang terserang virus tersebut biasanya ditandai dengan beberapa hal, diantaranya batuk, pilek, demam panas, sesak napas, dan nyeri otot.
Gejalanya tersebut muncul dua hingga 14 hari. Meskipun demikian untuk mencegah virus tersebut menyebar, masyarakat disarankan beberapa hal yaitu cuci tangan menggunakan sabun atau air mengalir selama 20 detik atau dengan sanitizer alkohol. Selanjutnya hindari mengusap mata, hidung, dan mulut sebelum cuci tangan.
Menghindari kontak dengan pasien terjangkit virus, tinggal di rumah apabila sakit, tutup mulut maupun hidung saat bersin. Ia mengatakan berdasarkan penelitian, kasus yang terjadi di Kota Wuhan Cina, sebanyak 763 orang yang sudah melakukan kontak erat dengan pasien corona. Awalnya tidak satu pun tertular.
“Awalnya dianggap penularan dari manusia ke manusia tidak ada, namun kemudian telah terjadi penularan dari manusia,” kata dia.
Kasus yang terjadi di Wuhan berawal dari masyarakat setempat mengkonsumsi ular. Setelah diteliti, ternyata ular tersebut memangsa kelalawar yang sudah terserang virus corona.
“Dari penelitian yang dilakukan, ular tersebut memangsa kelelawar, kemudian ular itu dimakan manusia sehingga terserang virus corona,” ujar dia.
Saat ini, ujar dia, beberapa kota di Cina telah dikarantina sehingga akses transportasi yaitu bus, kereta api, pesawat dan sebagainya tidak boleh keluar. Kalau pun ingin keluar, harus memiliki izin khusus, namun sulit diperoleh.
Hingga saat ini dilaporkan sedikitnya 56 orang di China meninggal karena virus ini. Sementara itu, ada sedikitnya 2.000 orang terinveksi di seluruh dunia.
NHC mengatakan, sementara ini belum ada obat anti-virus yang efektif untuk menyembuhkan penyakit tersebut. Para pasien yang terpapar virus ini diberikan dua tablet lopinavir dan ritonavir dua kali sehari.
Sementara itu, pusat pengendalian dan pencegahan penyakit China saat ini sedang mengembangkan suatu vaksin untuk membunuh virus itu dalam tubuh manusia. Diharapkan dalam waktu dekat obat tersebut sudah bisa digunakan (BB-DIO)