BERITABETA.COM, Ambon – Musyawarah Wilayah atau Muswil ke-X Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Provinsi Maluku secara resmi dibuka oleh Wakil Ketua DPP PPP, Drs. H. Zainut Tauhid Sa'adi M.Si, di Ballroom Swissbell Hotel Jalan Benteng Kapaha No.88 Uriteu Kecamatan Sirimau Kota Ambon, Jumat malam (18/06/2021).

Hadir dalam acara pembukaan Muswil ke-IX PPP Maluku diantaranya, Ketua DPW PPP Maluku Syarief Hadler, Gubernur Maluku, Murad Ismail, Walikota Ambon Richard Louhenapessy, Sekda Maluku Kasrul Selang, Kader dan Pengurus DPW PPP Maluku, DPC Kabupaten dan Kota serta para tamu dan undangan lainnya.

Zainut Tauhid dalam sambutannya menyampaikan pesan penting yang substansinya sebagai motivasi menyatukan seluruh kader PPP Maluku untuk membangun kembali partai yang berlambang Ka’bah ini agar bisa berjaya seperti beberapa decade yang lalu.

Ia menyatakan, sudah 48 tahun PPP berkiprah di tanah air karena itu seluruh kader harus berani koreksi dan evaluasi diri secara utuh.

“Siapa kita, dari mana kita dan sekarang kita berada dimana dan mau kemana? Melalui Muswil ini juga harus dapat meneguhkan kembali komitmen dan jati diri partai sebagai partai yang mengemban Islam, misi yang sangat mulia melanjutkan risalah Kenabian melaksanakan tugas amal ma’ruf nahi munkar,” ujarnya.

Menurutnya, para ulama mendirikan PPP karena partai ini sebagai wadah untuk menjadi media dakwah di bidang politik guna menebarkan ajaran Islam yang rahmatan lilalamin.

Dengan demikian, lanjut dia, kehadiran PPP harus dimaknai sebagai amanah, bukan hanya sebagai warga PPP semata dan pimpinan PPP saja, tetapi juga kepada seluruh umat Islam termasuk para pimpinannya.

“PPP harus hadir menebarkan Islam yang menyejukkan, moderat, cinta damai, merangkul, bukan memukul. Islam yang ramah bukan yang suka marah-marah. PPP harus bisa terus menyampaikan nilai-nilai Islam yang memberikan teladan, uswatun hasanah, dan terus berada dalam bimbingan para ulama,”jelasnya.

Dia mengingatkan seluruh kader PPP Maluku harus menjadikan Muswil sebagai momentum untuk melakukan konsolidasi rekonsilidasi ideologi, konsolidasi organisasi, dan konsolidasi program, ide dan gagasan.

“Untuk hal tersebut melalui Muswil ini kita harus dapat menyusun rencana strategis program kerja dengan melakukan adaptasi terhadap perubahan-perubahan yang berada di tengah-tengah kita. Karena hanya partai yang bisa beradaptasai dengan perubahan zaman yang bisa eksis dan tidak tergerus oleh zaman,” kata dia.

Ia menyebut, Pemilu 2024 akan ditandai tiga ciri utama. Tiga ciri pokok pertama, dilangsungkan pemilu dalam situasi pandemic. Ancaman resesi, ini harus menjadi perhatian bersama. Pandemic ini, belum tentu bisa berakhir dalam waktu dekat.

“Meskipun kita perlu ikhtiar, berusaha, tapi kita juga harus mengantisipasi kemungkinan pandemic ini terus berjalan dan tentunya kita semuanya berikhtiar lahir dan bathin agar pandemic segera selesai,” tuturnya.

Kedua, juga ditandai dengan dilangsungkannya suksesi nasional (Pemilu 2024). Presiden Joko Widodo akan mengakhir kepemimpinannya dan secara konstitusi tidak bisa mencalonkan diri untuk tiga periode.

“Semua berjalan natural. Dan tentunya kita semuanya pimpinan partai politik harus bisa mengawal suksesi ini dengan sebaik-baiknya,” imbuhnya.

Ketiga, pada 2024 akan menjadi tahun pemilu yang sangat padat dan sibuk. Yaitu; pemilu legislative, pilpres dalam waktu yang bersamaan serta terdapat 541 pilkada juga dihelat dalam waktu yang berdekatan.

“Pertanyaannya, jika PPP ingin tetap survive, tetap jaya, mulai hari ini kita harus mempersiapkan diri. Kecuali kita rela PPP hanya menjadi catatan sejarah dan pemilu 2024 menjadi kuburan kita,” tambah dia.

“Bagaimana pilihan-pilihan itu, apakah kita tetap survive ataukah memilih mati pelan pela alias MPP. Saya yakin kader-kader yang hadir disini memiliki semangat untuk bagaimana kita bangkit,” tandas Zainut Tauhid yang juga Wakil Menteri Agama RI ini.

PPP Mengalami Krisis Elektoral

Untuk memenangkan Pemilu 2024 menurut dia, harus dimulai dengan kejujuran. Diakuinya saat ini PPP berada dalam keadaan krisis electoral. PPP mengalami tren penyusutan perolehan suara.

Tetapi, sambung Zainut, kejujuran itu tidak cukup. Harus ada komitmen yang kuat dan tegas untuk bersama-sama berikrar keluar dari krisis itu untuk menemukan titik cahaya dalam lorong yang gelap gulita.

Disadarinya, perolehan kursi PPP dari pemilu 1999 hingga 2019 menunjukan tren yang terus menurun baik tingkat DPRI RI, provinsi maupun kabupaten dan kota.

“Pada pemilu 2024 kita harus bisa membalikkan tren negative itu menjadi positif. Tahun 2024 harus menjadi titik balik untuk kemenangan PPP,” harapnya.

Ia memberi catatan, dari sekarang PPP harus menyalakan dan menggerakkan mesin politiknya untuk menuju pemilu 2024. Dengan catatan, kata dia, jangan ada yang pengkhianatan.

“Kita harus punya komitmen untuk mengoptimalkan ikhtiar-ikhitar kita, kerja-kerja kita, Insha Allah PPP akan meraih sukses electoral terbesar sepanjang masa di era refomrasi untuk pemilu 2024 nanti,” tukasnya.

Tugas-tugas yang harus dikerjakan, lanjut Zainut, membangun organisasi yang solid, ramping sehingga sikap cepat digerak.

Selain itu pentingkan unit kerja electoral yang bersinergi dengan pengelolaan isu-isu strategis dan unit kerja fungsional yang mengelola kepemimpinan dan manajemen partai.

PPP harus bentuk efektifkan badan pengelola saksi gugus tugas anti kejahatan pemilu, dan tim  advokasi hukum dari pusat sampai ke wilayah.

“Selama ini, suara PPP hilang di tengah rimba, dan tenggelam di tengah laut tidak tahu kemana. Penting untuk itu kita kawal,” anjurnya.

Jahit Kembali Silaturahmi dengan Umat

Dia menekankan pula harus mulai menjahit kembali silaturahmi dengan simpul-simpul umat, kiyai-kiyai, tokoh masyarakat, para habaib, ustadz-ustadzah, dan juga kelompok masyarakat yang selama ini tidak pernah disentuh agar didekati (disentuh) kembali.

“Kita jahit dan rajut kembali silaturahmi, agar mereka bisa kembali pulang ke jalan menuju Ka’bah,” celutuknya.

Selain itu, organisasi-organisasi sayap perlu direvitalisasi mulai sekarang. Seperti CMPI, AMK, GPK, dan sayap-sayap partai yang lain sehingga bisa mengiringi tanda agar tetap semangat untuk membesarkan PPP.

Pula unsur-unsur pembentuk fusi akan kembali digalang dan diaktifkan secara organik baik dari Perti, Parmusi, PSII, SI, semuanya harus dirajut kembali karena merekalah sesungguhnya pemilik PPP.

Zainut berujar, PPP akan terus mengembangkan pendidikan politik. Sekolah politik, akan terus digiatkan agar kader partai tidak hanya melek politik, tapi juga kesadaran politiknya bertumbuh.

“Politik tidak hanya sekedar kita mencapai kekuasaan, tapi politik harus diabdikan untuk kesejahteraan masyarakat pada umumnya,” ungkapnya.

Ditambahkan, lima besar program kerja yang harus sama-sama dirumuskan adalah; memberantsan kemiskinan, faslitasi penyediaan kebutuhan pokok dengan harga terjangkau, menciptakan dan memperluas lapangan kerja, mempercepat perbaikan layanan kesehatan dan pendidikan, dan memuliakan ibu dan perempuan.  

“PPP berkomitmen untuk melipat-gandakan kerja electoral guna memenangkan pemilu 2024. Target suara pusat sudah ditetapkan begitu juga provinsi dan kabupaten-kota harus ditetapkan sehingga kita memiliki sinergi bersama dalam rangka menuju kemenangan,” pungkasnya. (BB-RED)