Penelitian soal perubahan iklim dan ekosistem dunia selalu gencar dilakukan. Salah satunya adalah sebuah penelitian yang menyebut bahwa perubahan iklim akan menyebabkan lautan di masa mendatang memiliki suhu yang terlalu panas.
Balitbangtan Kementan RI membeberkan sejumlah keunggulan antivirus berbahan tanaman eucalyptus untuk menepis banyaknya keraguan di masyarakat terhadap produk inovasi lembaga tersebut.
Sebuah pernyataan yang menakutkan disampaikan pakar epidemiologi Rusia, Tatiana Ruzhentsova. Ia menyatakan bahwa virus corona atau Covid-19 tidak akan pernah hilang. Bahkan menurutnya, meskipun vaksin telah ditemukan, virus ini tetap ada di dunia.
Para ahli di Universitas Helsinki di Finlandia sudah melakukan riset dengan memanfaatkan anjing yang sudah dilatih sebagai pembantu diagnosa medis. Hewan ini kemudian dilatih mengenali sidik jari bau virus corona jenis baru SARS-Cov-2, pemicu penyakit Covid-19.
Hasil dari sebuah penelitian yang dilakukan para ilmuwan di Singapura menemukan setiap pasien yang terinfeksi virus corona (Covid-19) tidak bisa menularkan virus kepada orang lain setelah 11 hari sakit. Meskipun hasil tes medisnya tetap positif. Pasien Covid-19 mampu menularkan virusnya sekitar 2 hari sebelum mengalami gejalanya.
Dilansir South China Morning Post, Gao Fu mengatakan, dengan jumlah infeksi kini yang dilaporkan setiap hari di China dalam angka tunggal, pengembang vaksin dapat berjuang untuk menyelesaikan tahap akhir percobaan vaksin karena mereka tidak akan memiliki cukup kasus untuk dibandingkan.
Sebuah studi terbaru di Kanada yang berjudul ‘In Search of Preventative Strategies: Novel Anti-Inflammatory High-CBD Cannabis Sativa Extracts Modulate ACE2 Expression in COVID-19 Gateway Tissues’ menjelaskan ganja mampu melawan perkembangan pandemi COVID-19.
Sutiman mengatakan, kondisi ini yang menjadi penghalang utama konsep berpikir industri bidang kesehatan dalam menemukan vaksin atau obat. Sebab, lanjutnya, jamu bukanlah obat untuk penyakit tertentu, karena konsepnya adalah untuk menjaga kualitas hidup.
Peneliti dari Harvard University dan Massachusetts Institute of Technology (MIT) mengumumkan saat ini tengah mengembangkan masker wajah yang mampu mendeteksi orang yang positif terinfeksi virus corona.
Setelah meluncurkan antivirus berbahan dasar eukalyptus yang merupakan hasil uji laboratorium para peneliti pertanian, Kementerian Pertanian (Kementan) kembali melakukan penelitian untuk menguji kandungan kayu putih sebagai antivirus.