BERITABETA.COM, Namlea - Gubernur Maluku, Murad Ismail dan istri, Ny Widya Pratiwi kembali melanjutkan kunjungan kerja ke Kecematan Fenalisela, Kabupaten Buru.

Dalam kunjungan ini, Murad Ismail yang akrab disapa MI bersama istri disambut meriah oleh warga Desa Wamlana dengan tarian khas sawat. MI dan istri ikut menari sawat dalam kunjungan, Minggu (10/7/2022).

Di kota Petuanan Kerajaan Lisela ini, MI dan Widya Pratiwi dan rombongan didampingi Raja Aziz Hentihu dan masyarakat adat setempat.

MI dengan wajah ceriah menari dan mengikuti gerakan-gerakan tarian sawat . Tarian baru berakhir setelah satu bait tetabuang sawat juga berakhir.

Semuanya bergembira ria menikmati moment-moment  akhir kumpul bersama masyarakat Petuanan Lisela .

Di sela-sela kunjungan ini, gubernur juga melaksanakan kegiatan sunatan massal bagi anak-anak di pekarangan mesjid Wamlana.

Menunjukan kecintaannya terhadap anak-anak, Murad merogoh kantongnya dan memberikan sejumlah uang kepada mereka dan disambut anak-anak ini dengan rasa suka cita.

Wartawan media ini melaporkan, sebelum ke Wamlana, MI bersama keluarga dan rombongan pada pagi hari terlebih dahulu melaksanakan sholat Idul Adha di Mesjid Alburuj Namlea dan dilanjutkan beramah tamah dengan jamaah sholat Ied, serta menyembelih hewan kurban pemberian gubernur.

Dari mesjid AlBuruj, gubernur dan rombongan lanjut beramah tamah dengan seluruh pimpinan OPD di Pendopo Bupati Buru.

Melanjutkan perjalanan ke Desa Wamlana, MI dan rombongan sempat mampir di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Namlea di Desa Jikumerasa untuk menyerahkan hewan qurban.

Memberikan sambutannya saat bertemu dengan tokoh adat, para tokoh agama serta masyarakat adat di Desa Wamlana, Gubernur MI mengingatkan pentingnya menjaga nilai adat dan budaya.

MI menitikberatkan adat budaya harus dijaga sebagai landasan berkehidupan. Pela dan gandong disebutkan sebagai salah satu yang harus dirawat.

"Budaya pela gandong Retemena Barasehe, Kai-Wai, dan lain-lain, perlu dilestarikan dan dikembangkan, sehingga menjadi pendorong bagi upaya mewujudkan kebersamaan dan kekeluargaan, serta menjadi jati diri kehidupan orang Maluku yang cinta damai," kata Murad.

Untuk menjaga nilai adat budaya tersebut, peran raja menjadi sangat penting. Apalagi ditengah arus teknologi dan informasi yang sangat kuat.

"Kemajuan teknologi digital tidak boleh menjadi ancaman atau bahkan penyebab degradasi moral anak-anak kita, tetapi justru harus dimanfaatkan secara optimal guna mewujudkan generasi maju dan berkompetensi tinggi," ungkapnya.

Ia juga mengingatkan, pendidikan berbasis agama dan budaya lokal harus diutamakan sebagai cara membentuk karakter anak-anak yang semakin baik.

"Saya mintakan bapak raja bahkan semua tokoh agama, tokoh adat dan tokoh masyarakat di Kecamatan Fenalisela, dapat meningkatkan komunikasi, koordinasi, dan kolaborasi dengan seluruh pemangku kepentingan, untuk menjaga situasi dan kondisi keamanan, ketertiban, dan ketentraman masyarakat di wilayah ini," harap MI.

Senada dengan itu, selaku Raja Leisela, Aziz Hentihu mengapresiasi kehadiran Gubernur Maluku yang juga sejak Maret 2018 lalu telah dikukuhkan sebagai warga kehormatan anak adat Lisela.

"Jadi, kunjungan ini sebagai bentuk lepas kangen, dan merayakan hari raya idul adha dengan masyarakat Kabupaten Buru," kata Hentihu.

Dalam moment ini, selaku Raja, Aziz  menyampaikan kebutuhan masyarakatnya kepada pemerintah provinsi.

Diantaranya persoalan akses jalan kabupaten ke desa-desa di pedalaman Danau Rana.

 "Sehingga dalam waktu dekat ini, sudah ada mobilisasi alat agar secepat untuk membenahi akses jalan di daerah pedalaman. Dan selain jalan, dalam kunjungan ini juga telah dibuka satu SMA di daerah pedalaman, yaitu SMA 14 Buru, dan kepala sekolah telah di-SK-kan," ucap Aziz (*)

Pewarta : Abd. Rasyid T