BERITABETA.COM – Wajahnya terlihat layu, tampak kurus dengan tulang pipi yang tirus.  Sosok tubuh kekar itu sudah tidak tampak terlihat dalam penampilannya. Dia terbaring lemas di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto Jakarta, karena terserang kangker usus.

Begitulah kondisi mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI (Purn) George Toisutta saat ini. Lewat sejumlah foto yang ditampilkan di media masa kemarin, Selasa (11/6/2016) ketika Capres 02 Prabowo Subianto membesuknya.

Dijenguk oleh Capres Prabowo Subianto

Penampilan George Toisutta yang tampak kurus, sudah terlihat sejak beberapa bulan lalu. Maret 2019 lalu, dia sempat pulang ke kampung leluhurnya di Pulau Saparua.  

Saat itu, mantan Kasad ini, didampingi Brigjen TNI Isaac Marcus Pattipeilohy yang kini menjabat sebagai Kepala Biro Persidangan, Sistem Informasi, dan Pengawasan Internal di Sekretariat Jenderal Dewan Ketahanan Nasional (Setjen Wantannas).

Setiba di Pelabuhan Haria, Saparua, Selasa 9 Maret 2019 silam,  masyarakat di Pulau Saparua,  berbondong-bondong menjemput kedua jenderal TNI yang pulang kampung itu.

Kedatangan kedua tokoh militer ini disambut dengan tarian adat cakalele dan tari lenso oleh warga Saparua dan unsur Musyawarah Pimpinan Kecamatan (Muspika) Saparua dan Saparua Timur. Kunjungan kedua tokoh asal Saparua ini hanyalah kunjungan pribadi dengan tujuan untuk bersilaturahim dengan keluarga di kampung halaman.

George Toisuta, Suadi Marasabeesy dan Nono Sampono adalah nama-nama dari sejumlah tokoh milter yang dikenal sebagai putra Maluku dengan  karir militernya bersinar di tanah air.

Selasa, (11/6/2019) menjadi bukti, sosok Toisuta begitu dikagumi.  Saat menjeguknya,  Prabowo sempat berbincang santai dan berdoa agar Allah SWT, Tuhan yang maha kuasa memberikan kesehatan kepada Jenderal TNI (Purn) George Toisutta.

“Saya berdoa agar Allah SWT memberikan kesehatan dan kesembuhan untuk beliau, juga kepada keluarga beliau agar tetap kuat dan tegar,” ujar Prabowo di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta, Selasa (11/6/2019).

Dalam kesempatan tersebut, Prabowo juga menjelaskan bahwa hubungan kekerabatannya dengan Jenderal TNI (Purn) George Toisutta sangat dekat. Menurutnya, Mantan Kasad periode 2009-2011 itu merupakan sosok prajurit yang sangat cerdas dan kuat serta memiliki kemampuan strategi yang sangat baik.

“Beliau adalah sosok prajurit yang cerdas dan kuat dan memiliki kemampuan strategi yang sangat baik,” ungkap Prabowo.

Dalam sebuah kesempatan, setelah pensiun dari TNI

Prabowo mengajak kepada seluruh rakyat Indonesia terutama kepada seluruh prajurit TNI baik yang masih aktif maupun yang sudah purnawirawan untuk mengirimkan doa agar Jenderal TNI (Purn) George Toisutta dapat diberikan kesehatan kembali oleh Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa.

“Saya mengajak kepada seluruh rakyat Indonesia untuk terus memberikan doa agar beliau diberikan kesehatan dan kesembuhan,” ajak Prabowo yang memberi hormat khusus kepada Jenderal TNI (Purn) George Toisutta.

Karir Militer George Toisuta

Piramida. Itulah puncak karier dari seorang perwira tinggi. Namun, tidak semua panglima Kostrad berhasil menapak menjadi orang nomor satu di TNI Angkatan Darat atau Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD), apalagi menjadi orang nomor satu di TNI atau panglima ABRI/TNI.

Inilah sebuah prestasi yang dicapai Jenderal (Purn) George Toisuta.  Ia termasuk dari 12 bekas Panglima Kostrad yang berhasil meraih pangkat tertinggi, bintang empat. Ke-12 orang itu adalah Soeharto, Umar Wirahadikusumah, Makmun Murod, Poniman, Rudini, Wismoyo AM, Wiranto, Ryamizard Ryacudu, George Toisutta, Pramono Edhie, Gatot Nurmantyo, dan Mulyono. Selebihnya pensiun dengan pangkat letnan jenderal.

George Toisutta merupakan mantan Kasad yang pernah mencalonkan diri sebagai Ketua Umum PSSI. Meski akhirnya tak menang, keberaniannya mencalonkan diri menarik perhatian khalayak luas, terutama karena ia menantang Nurdin Halid, Ketua Umum PSSI saat itu.

George Toisutta menamatkan pendidikan militer dari AKABRI pada 1976. Ia memulai karir mulai dari tahun 1978 dengan menjadi seorang Komandan Pleton 1-Kipan-C Yonif-74/BS. Karirnya naik terus, sampai kemudian mendapat mandat menjabat Kepala Staf Divisi-2 Kostrad, Kasdam Jaya pada 2003. Ia juga diangkat menjadi Panglima Operasi (Pangkoops) TNI di Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam menggantikan Mayjen Bambang Dharmono.

Dua tahun kemudian, pada tahn 2005, George dipercaya menjabat Pangdam XVII Trikora, dilanjutkan sebagai Pangdam III Siliwangi tahun 2006, Panglima Kostrad tahun 2007, hingga akhirnya menjadi Kepala Staf TNI Angkatan Darat tahun 2009 hingga pensiun pada tahun 2011.

Setelah pensiun itulah, ia mencalonkan diri menjadi ketua umum PSSI pada tahun 2011 berpasangan dengan pengusaha Arifin Panigoro. Langkah mereka gagal karena Komite Eksekutif FIFA melarang empat nama menjadi calon Ketua PSSI, yakni: Nurdin Halid, Nirwan Bakrie, George Toisutta, dan Arifin Panigoro.

Di dunia sepakbola, sejak 1978, George mengaku sudah menjadi pembina sepak bola peleton. “Di Wirabuana saya membina sepak bola Yonif 700. Di Bandung, saya membina sepak bola Kodam Siliwangi. Dan saat ini menjadi pembina PSAD,” paparnya.

Usai melaksanakan tugasnya sebagai menjadi Kepala Staf TNI Angkatan Darat yang digantikan oleh Pramono Edhie Wibowo (ipar Presiden Susilo Bambang Yudhoyono) pada tahun 2011, nama George sempat disebut-sebut akan menggantikan posisi Menteri Perhubungan Freddy Numberi. Namun hal ini tidak terwujud setelah jabatan Menteri Perhubungan diserahkan kepada EE Mangindaan pada reshuffle Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) jilid II di bulan Oktober 2011.

Kiprah terakhir dari George adalah berkutat di bidang bisnis. Pada Januari 2012 ia menjabat sebagai komisaris utama OSO Group yang dimiliki oleh pengusaha Oesman Sapta Odang.

Sepanjang karir, George Toisutta memperoleh berbagai penghargaan, antara lain: SL Seroja, SL Dwidya Sistha, SL Kesetiaan VIII tahun, SL Kesetiaan XVI tahun, Bintang Swa Bhuwana Paksa Utama dan Bintang Jalasena Utama (2011), Bintang Mahaputera Utama (2011), Penghargaan Bhakti Koperasi dari Menteri Koperasi dan UKM (2011), dan Penghargaan Forki (2011).(BB-DIO)

BIODATA SINGKAT:

LahirMakassar, Sulawesi Selatan, 1 Juni 1953

Karier

    Komandan Pleton 1-Kipan-C Yonif-74/BS

    Kepala Staf Divisi-2 Kostrad

    Kepala Staf Kodam Jaya

    Panglima Operasi TNI di Aceh

    Panglima Divisi 1 Kostrad

    Panglima Kodam XVII Trikora

    Panglima Kodam III Siliwangi (2006)

    Panglima Kostrad (2007-2009)

    Kepala Staf TNI AD (2009-2011)