BERITABETA.COM, Ambon –  Inpex Corporation akhirnya mengumumkan bahwa melalui anak usahanya INPEX Masela, Ltd, telah mengajukan ke Pemerintah Indonesia Rencana Pengembangan (Plan of Development/POD) hasil revisi Proyek LNG Abadi pada tanggal 17 Juni 2019.

Dalam siaran pers yang diterima beritabeta.com, Senin malam (24/6/2019), menyebutkan  POD revisi tersebut didasarkan pada skema pengembangan LNG darat dengan kapasitas produksi LNG sebesar 9,5 juta ton per tahun.

Proyek ini mencakup pengembangan Lapangan gas Abadi di Blok Masela yang terletak di Laut Arafura, Indonesia.

POD revisi tersebut diajukan menyusul rangkaian dialog antara pihak otoritas Indonesia dan Inpex, sebagai operator proyek tersebut mewakili pihak Usaha Patungan (Joint Venture) (Inpex Masela dan Shell Upstream Overseas), untuk menghasilkan Proyek yang kompetitif melalui Pokok-pokok Kesepakatan (Heads of Agreement) yang ditanda-tangani bersama otoritas Indonesia pada tanggal 16 Juni, 2019.

Pada April 2016, Pemerintah Indonesia telah menginstruksikan Inpex untuk mengajukan kembali POD untuk proyek tersebut, berdasarkan skema pengembangan LNG daratan.

Ketentuan-ketentuan yang terkandung dalam HOA dengan pihak otoritas tersebut antara lain mencakup perkiraan biaya, periode Kontrak Bagi Hasil (Production Sharing Contract/PSC) dan kondisi keuangan juga sudah dicantumkan dalam POD hasil revisi tersebut.

“Pengajuan POD revisi untuk skema pengembangan LNG darat berdasarkan pada Pokok-pokok Kesepakatan yang ditandatangani pada 16 Juni 2019 merupakan tonggak penting bagi Proyek ini. Inpex berharap bahwa POD yang direvisi akan disetujui pada tahapan awal, setelah itu Perusahaan akan bekerja dalam kemitraan dengan Shell untuk mencapai FID dan pada akhirnya memulai tahapan produksi, dengan bekerjasama dengan Pemerintah Indonesia,” kata Shunichiro Sugaya, Presiden Direktur INPEX Masela , Ltd.

POD hasil revisi mencakup hasil-hasil Pre-Front End Engineering Design (Pre-FEED) yang dilakukan antara bulan Maret dan Oktober 2018.

Selain mengajukan POD yang direvisi, Inpex yang bermitra dengan Shell telah mengajukan permohonan untuk mengubah PSC untuk Blok Masela. Amandemen ini mengakomodasi tambahan alokasi waktu tujuh tahun untuk masa PSC sebagai kompensasi waktu yang telah dihabiskan dalam mempelajari skema pembangunan yang diusulkan terdahulu.

Berkaitan dengan POD yang direvisi, Inpex, dengan dukungan Shell juga telah mengajukan permohonan untuk memperpanjang jangka waktu PSC untuk menghasilkan keekonomian proyek yang kompetitif, dengan mempertimbangkan prospek produksi jangka panjang Proyek tersebut.

Jangka waktu PSC akan sampai tahun 2055, tergantung pada persetujuan pihak otoritas atas amandemen dan perpanjangan kontrak. Perpanjangan 20 tahun persyaratan PSC sangat penting bagi terealisasinya Proyek tersebut. Permohonan tambahan tujuh tahun dan perpanjangan 20 tahun didasarkan pada ketentuan yang disepakati dengan pihak otoritas pada HOA.

“Shell senang dengan kemajuan yang dibuat oleh Joint Venture (Usaha Patungan), yang dipimpin oleh Inpex sebagai operator, terkait pengembangan proyek Abadi. Pengajuan POD yang direvisi merupakan tonggak penting bagi proyek, yang membawa Usaha Patungan ini lebih dekat dalam merealisasikan salah satu proyek besar dalam Proyek Strategis Nasional untuk Indonesia,” kata Li P’ing Yu, Wakil Presiden Shell untuk Proyek Abadi Blok Masela.

Dia katakan, memanfaatkan pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh melalui pengoperasian proyek LNG Ichthys di Australia, Inpex akan terus bekerja sama dengan mitranya Shell untuk melakukan persiapan yang diperlukan untuk memulai pekerjaan FEED pada tahap awal, setelah diperolehnya persetujuan dari pihak otoritas atas POD yang direvisi, dan berupaya untuk memulai produksi pada semester kedua tahun 2020-an.

Proyek ini adalah proyek pengembangan LNG terpadu berskala besar pertama yang dioperasikan oleh Inpex di Indonesia dan merupakan lanjutan dari Proyek LNG Ichthys yang dioperasikan oleh Inpex di Australia.

Lapangan gas abadi memiliki produktivitas reservoir yang sangat baik dan merupakan salah satu cadangan gas terbesar di dunia, yang memunculkan ekspektasi terhadap pengembangan yang efisien dan operasi produksi LNG yang stabil dalam jangka panjang.

Proyek ini akan memberikan kontribusi yang signifikan bagi Republik Indonesia dan akan menciptakan  efek berganda bagi Indonesia khususnya di kawasan timur.

Implikasi dari proyek ini pada hasil keuangan konsolidasi Inpex untuk tahun yang berakhir pada Desember 2019 adalah minimal. (BB-DIAN)