Jabatan Walikota – Wakil Walikota Ambon Berakhir 22 Mei, Richard: Pemkot Ambon Peroleh 128 Penghargaan
BERITABETA.COM, Ambon – Masa jabatan Richard Louhenapessy dan Syarief Hadler selaku Wali Kota dan Wakil Wali Kota Ambon selama lima tahun terhitung 22 Mei 2017 - 22 Mei 2022. Politisi Partai Golkar dan PPP Maluku itu segera meninggalkan kursi o1 dan 02 kota Ambon pada 22 Mei 2022.
Hal ini diumumkan oleh Dewan Pimpinan Rakyat Daerah [DPRD] Kota Ambon melalui rapat paripurna istimewa mengenai pengumuman pemberhentian masa jabatan Walikota-Wakil Wali Kota Ambon yang berlangsung di ruang rapat utama DPRD Kota Ambon, Jalan Rijali Belakang Soya Kecamatn Sirimau Kota Ambon, Maluku, Senin (04/04/2022).
Rapat paripurna istimewa ini dipimpin oleh Ketua DPRD Ely Toisuta, serta dua wakil Ketua DPRD Kota Ambon, Gerald Mailoa dan Rustam Latupono.
Turut hadir Walikota dan Wakil Wali Kota Ambon, Richard Louhenapessy dan Syarif Hadler, Sekretaris Kota Ambon Agus Ririmasse, Kapolresta Pulau Ambon dan Pulau-pulau Lease, Kombes [Pol] Raja Arthur Lumongga Simamora, serta para pimpinan Organisasi Perangkat Daerah Pemkot Ambon.
Ketua DPRD Kota Ambon Ely Toisuta mengemukakan, berdasarkan amanat Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah pasal 78 ayat (2) huruf a menyatakan, kepala daerah dan atau wakil kepala daerah diberhentikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf karena berakhir masa jabatannya.
Selain itu pasal 79 ayat (1) juga meneyatakan, pemberhentian kepala daerah dan atau wakil kepala daerah sebagaimana dimaksud pasal 78 ayat 1 dan 2, walikota dan wakil walikota diumumkan oleh pimpinan DPRD Kota dalam rapat paripurna dan diusulkan oleh pimpinan DPRD ke Mendagri melalui Gubernur sebagai wakil pemerintah pusat di daerah.
“Rapat paripurna istimewa hari ini sudah menjadi tanggungjawab kami selaku pimpinan DPRD Kota Ambon," ujar Ely Toisutta.
Pada kesempatan ini, Ketua DPRD Kota Ambon mewakil para anggota dewan kota ambon memberi apresiasi kepada Richard Louhenpesy dan Syarif Hadler. DPRD Ambon menganggap [Richard-Syarief] telah bekerja keras untuk rakyat Ambon.
"Tentu dalam dalam kepemimpinan ada kritikan, juga penolakan dari masyarakat berkaitan dengan kebijakan dan lain sebagainya. Tapi, dengan kerendahan hati serta jiwa besar juga sikap lapang dada pak Richard dan Syarif hingga saat ini di penghujung periodesasi, dapat menghadapi semua tantangan tersebut. hal ini patut untuk kita apresiasi,” kata Ely.
Sementara itu, Richard Louhenapessy mengklaim, selama mengeban tugas, Pemkot Ambon di masa kepemimpinan dirinya bersama Syarif Hadler telah berhasail menggapai sejumlah capaian kinerja dengan menorehkan 128 penghargaan.
“Berbagai capaian kinerja itu terdiri dari 34 penghargaan di bidang pelayanan publik, 14 penghargaan di bidang lingkungan hidup, 15 penghargaan untuk inovasi daerah, 49 penghargaan atas kinerja Pemkot Ambon, dan 16 penghargaan di bidang pariwisata, seni dan budaya,” beber Richard Louhenapessy.
Ia berujar, aneka penghargaan yang diperoleh Pemkot Ambon tersebut merupakan bonus atas kerja keras. Artinya, kata dia, penghargaan adalah akibat dari kerja keras.
“Jangan kejar penghargaan, tetapi tunjukanlah kerja keras, maka dengan sendirinya penghargaan itu datang. Atau dengan kata lain saya ingin mengatakan, tanggung jawab mendahului promosi dan apreasiasi. Jadi, jika semua hal yang kita kerjakan dengan penuh rasa tanggung jawab, maka dengan sendirinya promosi dan apresiasi akan datang pada kita," kata Richard.
Menurut dia, hal tersebut penting untuk dikemukakan. Alasannya saat ini, ada banyak orang berharap untuk mendapat promosi dan apresiasi, tapi tidak bertanggung jawab dalam mengerjakan apa yang telah dipercayakan.
"Mengutip kata-kata Napoleon Hill, mereka yang mengerjakan lebih dari apa yang dibayar, pada suatu saat akan dibayar lebih dari apa yang mereka kerjakan," tutur dia.
Meski begitu politisi Golkar Maluku menyadari jabatan Walikota dan Wakil Walikota bukanlah karier mereka, sebaliknya merupakan panggilan untuk mengabdi.
“Karena itu, selama mengemban amanah sebagai Wali Kota dan Wakil Wali Kota Ambon, saya dan pak Syarief tidak merasa takut kehilangan jabatan. Sebaliknya kami justru merasa takut, jika tidak dapat memberikan apa yang menjadi kebutuhan masyarakat Kota Ambon,” kata Richard Louhenapessy. (BB)
Editor : Redaksi