BERITABETA.COM, Ambon – Pejabat Wali Kota Ambon Bodewin M. Wattimena mengungkapkan kota Ambon kini telah menjadi kota digital  dengan indeks masyarakat digital indonesia yakni 47,75. Dalam rapat koordinasi nasional percepatan dan perluasan digitalisasi daerah kota Ambon sudah dikategorikan sebagai kota digital.

"Dari 11 kabupaten/kota di Maluku hanya kota Ambon yang sudah masuk sebagai kota digital dengan nilai 80 lebih untuk kategori kota sedang. Artinya peluang kita dalam peningkatan SDM sudah lulus, apalagi di semua wilayah administrasi kota Ambon dapat diakses internet, sehingga dimanfaatkan oleh generasi muda dalam peningkatan kapasitas," kata Wattimena saat membuka SABAH (Konferensi) ke III Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia (KMHDI) cabang Ambon di Balai Kota, Jum'at (6/10/2023).

Menyikapi perkembangan ini, Wattimena berharap, peningkatan kapasitas generasi muda menjadi hal yang strategis, mengingat kota Ambon berupaya mewujudkan masyarakat produktif menuju Indonesia emas 2045, dimana pada saat itu bangsa ini akan mengalami bonus demografi.

"Kita tidak bisa berdiam diri dan menunggu apa yang terjadi, namun mempersiapkan diri dengan apa yang kita punyai. Pemerintah berupaya menyiapkan generasi muda agar dalam usia produktif tidak menjadi beban negara," bebernya.

Dikatakan, apa yang dilakukan pemerintah perlu disambut oleh generasi muda kota ini. Hal itu berarti ada tanggung jawab bersama pemerintah dan generasi muda agar nantinya tak hanya jadi penonton tapi memberi kontribusi positif bagi Indonesia emas.

"Jadi ada tanggung jawab bersama pemerintah dan generasi muda dalam menyongsong 2045 agar kita jangan jadi penonton tapi turut memberikan kontribusi positif," tandasnya.

Wattimena pun memberi apresiasi atas penyelenggaraan SABAH III KMHDI Cabang Ambon, dirinya mengakui pemerintah terus memberikan ruang bagi OKP dalam peningkatan kreativitas dan inovasi.

Ia juga berharap OKP yang ada di kota Ambon dapat membantu pemerintah dalam mengatasi masalah-masalah sosial kemasyarakatan yang banyak dihadapi generasi muda di kota ini tanpa menghilangkan identitas nilai budaya dan kearifan local (*)

Editor : Redaksi