BERITABETA.COM,  Langgur –  Warga Ohoi/Desa Ohoidertawun, Kecamatan Kei Kecil, Kabupaten Maluku Tenggara (Malra) Maluku menyampaikan ikar untuk tetap menjaga kebersihan lingkungan pada kawasan wisata. Salah satunya dengan tidak membuang hajat sembarangan.

Ikrar ini disampaikan pada acara puncak Festival Pesona Meti Kei ke 4 tahun 2019 yang dihelat di Ohoi/Desa Ohoidertawun, Sabtu (26/10/2019).

Sikap ini mendapat apresiasi positif dari sejumlah kalangan teramsuk  Wakil Bupati Malra, Ir. Petrus Beruatwarin, M.Si. Wabup Baruatwarin memberikan penghargaan khsusus kepada warga  Ohoidertawun atas ikrak bersama yang disampaikan itu.

Ikrar ini disampaikan bersama dalam deklarasi antara warga masyarakat Ohoidertawun Atas dan Ohoi Loon yang intinya warga tetap akan menjaga dan melestarikan lingkungan agar tetap bersih, indah, nyaman dan damai.

Wabup Malra, Petrus Beruatwarin, juga  menyampaikan ucapan terimakasih, dengan  melantunkan sebuah pantun yang isinya “ Gowes di Jakarta, Maluku Tenggara dan Pulau Kei beda dengan gowes nusantara, dari Langgur menuju Jakarta jangan lupa Festival Meti Kei, “

Ia berharap kebersamaan dan kekeluargaan yang dibangun dan dibina selama dalam pelaksanaan Festival Meti Kei tahun 2019 agar lebih ditingkatkan sesuai harapan staf ahli Kemenpora RI ketika membuka gowes sepeda nusantara di Kabupaten Malra.

Sementara itu Bupati Malra, M. Thaher Hanubun dalam sambutanya menyampaikan apresiasi dan terimakasi kepada Danlanal Tual beserta jajaranya yang mempersiapkan lokasi acara puncak FPMK bernuansa ala Bali selama tiga hari empat malam.

“Saya ucapkan terima kasih kepada Danlanal Tual asal Bali, Kapolres Malra dari Batak, Ketua PN Tual dari Jawa, Dandim 1503 Tual dari Jawa Barat, Danlanud asal Jawa, ini sebagai bukti mereka sangat mencintai daerah ini “ tandasnya.

Bupati berharap masyarakat jangan salah memahami terkait pilihan lokasi acara puncak Festival Meti Kei 2019, karena Ohoi Ohoidertawun adalah tempat bersejarah.

“Saya minta jangan salah paham soal tempat ini, karena Ohoidertawun adalah tempat  bersejarah saya bersama Forkopimda berkumpul di bawah pohon itu untuk bermusyawarah menghentikan konflik horisontal di pulau Kei dengan memakai baju Ain Ni Ain  “ jelas Bupati Hanubun.

Bupati Malra menegaskan waktu itu atas kerja sama dan koordinasi yang baik bersama TNI – Polri, konflik horisontal di pulau Kei selesai hanya dalam waktu tiga bulan, sementara konflik di Kota Ambon Propinsi Maluku masih terus berkepanjangan selama empat tahun.

“Mari kita bersama – sama mengheningkan cipta bagi semua arwah para Raja di Kepulauan Kei yang sudah meninggal “ ajaknya. (BB-TN)