BERITABETA.COM, Ambon – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Salahuddin Uno dikabarkan akan mengikuti sejumlah kegiatan unik di Festival Pesona Meti Kei yang berlangsung pada 21 hingga 29 Oktober 2021.

Kepastian ini disampaikan Bupati Maluku Tenggara (Malra), M Thaher Hanubun yang mengatakan telah mengundang Menteri Sandiaga untuk mengikuti 'Wer Warat' atau tradisi turun-temurun masyarakat Kei untuk menangkap ikan.

"Pak Sandiaga Uno paling suka yang unik-unik. 'Wer Warat' ini adalah tradisi tarik tali untuk menangkap ikan yang sampai sekarang masih dipertahankan," kata Thaher seperti dikutip dari antara.

Thaher menjelaskan, 'Wer Warat' atau tarik tali adalah tradisi menangkap ikan dengan memanfaatkan rotan yang dililit janur kuning dari pelepah pohon kelapa. Caranya, beberapa orang membentangkan rotan yang terlilit janur dari pesisir pantai ke tengah laut.

Bentangan itu kemudian ditarik ke arah darat hingga membentuk lingkaran untuk menarik kumpulan ikan-ikan.

Menurut Thaher, Sandiaga direncanakan hadir pada Festival Pesona Meti Kei dan panitia sudah menyiapkan strategi agar acara tersebut bisa berlangsung dengan lancar di tengah pandemi Covid-19.

Ia mengklaim bahwa kasus Covid-19 di daerah tersebut sudah terkendali karena hingga Oktober 2021 tidak ada penambahan kasus baru, dan Pemkab Malara juga menggencarkan vaksinasi.

Dari panitia sudah siap dengan konsep yang tidak menimbulkan kerumunan. Kita tetap menjaga protokol kesehatan, dan yang terpenting Malra sudah zona hijau Covid-19," tuturnya.

Tradisi 'Wer Warat' atau tradisi turun-temurun masyarakat Kei untuk menangkap ikan.

'Meti' merupakan sebutan warga di daerah Indonesia Timur untuk fenomena alam ketika air laut surut sangat jauh di pesisir pantai pada periode tertentu di setiap tahun, dan 'Kei' adalah masyarakat di Malra sehingga kegiatan tersebut disebut 'Meti Kei'.

Ketika peristiwa itu terjadi, masyarakat di Malra berbondong-bondong memenuhi pantai surut untuk menangkap ikan.

Bupati Malra, M Theher Hanubun mulai mengemas tradisi tersebut menjadi sebuah festival untuk mendorong sektor pariwisata dan ekonomi daerah.