China Luncurkan Kacamata Deteksi Virus Corona, Seperti Apa?

BERITABETA.COM, Jakarta – China menjadi salah satu negara di dunia yang gencar berinovasi dalam teknologi. Terutama mengembangkan teknologi dalam mendeteksi virus corona.
Baru-baru ini salah satu perusahaan rintisan (startup) China membuat kacamata khusus untuk mendeteksi virus Covid-19. Kacamata itu dibuat oleh startup Rokid yang mempunyai spesialisasi membuat produk berbasis Artificial Intelligence (kecerdasan buatan/AI).
Rokid mengklaim kacamata buatan mereka bisa memeriksa temperatur hingga ratusan orang hanya dalam waktu dua menit. Ketika perangkat mendeteksi ada seseorang yang sedang flu, maka dia akan mengirimkan peringatan secara otomatis kepada petugas yang memakai kacamata itu dan akan langsung dibuat laporan secara digital.
Kacamata ini diperuntukkan untuk siapa saja yang bekerja di tempat-tempat keramaian maupun fasilitas kesehatan, seperti rumah sakit dan bandara, dikutip dari The Next Web.
Kacamata ini telah dipakai oleh petugas keamanan yang berada di taman Hongyuan, Hangzhou, China. Mengapa mereka diwajibkan untuk memakai kacamata pendeteksi virus corona? Karena semenjak pemerintah China mencabut kebijakan lockdown, masyarakat Hangzhou mulai berdatangan ke taman, seperti dilansir The South China Morning Post.
Seperti dilaporkan Phone Arena, kacamata pintar ini dapat mendeteksi suhu hingga 200 orang dari jarak sekitar 3 meter. Kacamata tersebut dapat dikontrol dengan perintah suara, dan juga dapat mengambil foto dan merekam video.
Untuk mengecek suhu tubuh, kacamata Rokid ini menggunakan sensor infra merah. Kacamata pintar ini menggunakan kamera 12 megapixel yang ditenagai prosesor Qualcomm.
Rokid sendiri adalah startup asal China yang didirikan oleh Eric Wong dan Mingming Zhu pada tahun 2014. Pada tahun 2018, Rokid mendapatkan pendanaan Seri B untuk mengembangkan bisnisnya.
Awalnya, Rokid fokus mengembangkan teknologi AI dan AR untuk industri manufaktur dan gaming. Namun seiring wabah Covid-19, Rokid mengembangkan kacamata pintar ini.
Menurut juru bicara Rokid, penggunaan kacamata pintar untuk mengecek suhu tubuh lebih baik dibanding pendekatan saat ini.
“Saat menggunakan thermal gun, Anda harus menyasar kening orang dari jarak dekat. Artinya, Anda harus berdiri dekat dan tidak mempraktekkan social distancing yang aman,” ungkap Liang Guan (Direktor Rokid untuk AS).
Sementara dengan kacamata pintar ini, proses pemeriksaan suhu tubuh bisa dari jarak jauh (2,7 meter) dan bisa memindai 200 orang sekaligus. Rokid berencana untuk menawarkan perangkat tersebut ke perusahaan-perusahaan di AS, rumah sakit, serta petugas keamanan.
Meski begitu, kacamata ini tidak sepenuhnya akurat mendeteksi suhu tubuh seseorang. Perangkat juga tidak bisa mendeteksi apakah seseorang menderita gejala Covid-19 atau tidak.
China, negara yang dituding sebagai sumber penyebaran virus corona hingga saat ini memiliki 82.839 kasus dengan 77.474 pasien sembuh dan 4.633 meninggal dunia.
Sementara total jumlah pasien yang terjangkit virus corona di seluruh dunia hingga Selasa (29/4) kemarin mencapai 3.056.215 orang atau bertambah sekitar 62.953 kasus baru. Data statistik Worldometers mencatat sekitar 919.447 pasien dinyatakan sembuh.
Sementara angka kematian akibat Covid-19 hingga saat ini mencapai 211.009 orang atau bertambah 4.184 kematian baru dalam tempo sehari (BB-DIP)