Konsumsi Kopi Menurunkan Risiko Tertular Covid-19

“Beberapa temuan ini hanya merupakan indikator kebiasaan makan yang baik. Saya pikir itu hanya berbicara tentang pentingnya nutrisi yang baik, tidak hanya untuk Covid-19 tapi untuk kesehatan secara keseluruhan,” papar Cornelis.
Hasil Penelitian Amin O. Elzupir
Sebelumnya, salah hasil penelitian yang ditulis oleh Amin O. Elzupir dari Imam Mohammad Ibn Saud Islamic University, Arab Saudi, dan dimuat dalam Journal of Biomolecular Structure and Dynamics juga menyebutkan mengkonsumsi kopi dapat mencegah terinfeksi Covid-19.
Tulisan Elzupir menjadi viral setelah diunggah oleh seorang dokter di media sosial Twitter @GiaPratamaMD.
“Kopi dalam dosis tertentu berpotensi mencegah Covid dengan cara menghambat proteasenya virus corona menempel pada sel kita,” tulisnya.
Dalam jurnal yang dipublikasikan Oktober lalu, Elzupir meneliti efek penghambatan protease SARS-CoV-2 (3CL pro) dengan menggunakan obat-obatan yang mengandung kafein (3CPs).
Hasilnya, tujuh dari obat yang diteliti menunjukkan hasil baik. Obat-obatan itu menampilkan afinitas pengikatan yang baik terhadap residu katalitik dari 3CL pro. Maka, virus corona pun berpotensi dapat dicegah.
Menanggapinya, dr. Dyah Novita Anggraini mengatakan, masih perlu penelitian lanjutan atas riset tersebut. Dia juga menggarisbawahi bahwa penelitian Elzupir berfokus pada kandungan kafein; bukan pada kopi sebagaimana yang diperbincangkan sebagian warganet.
“Bukan fokus ke kopi, karena kopi banyak jenisnya. Sedangkan yang diteliti hanya kandungan kafeinnya saja,” terang dr. Dyah Novita dikutip dari klikdokter.com.
Novita menambahkan, Elzupir sendiri menyebut di akhir penelitiannya bahwa dia masih menggunakan metode in silico (memakai simulasi komputer). Elzupir menambahkan, penggunaan kafein untuk pengobatan Covid-19 baru dapat direkomendasikan setelah dilakukan validasi melalui uji in vitro, in vivo, dan uji klinis (uji langsung pada manusia).
“Bukan fokus ke kopi. Karena kopi memiliki dosis kafein yang berbeda-beda, tergantung jenisnya. Sedangkan yang diteliti (dalam penelitian Elzupir) hanya kafeinnya saja,” terang dr. Dyah Novita (BB-RED)